Mohon tunggu...
Salman Alfarizhi
Salman Alfarizhi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan Informatika yang gemar berbincang masalah teknologi,seni dan transformasi digital.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Komputasi Kuantum: Paradoks Pedang Bermata Dua bagi Peradaban Digital

13 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 13 Juli 2025   08:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A close-up of a human eye with glowing quantum particles in the iris (Sumber: AI-generated via ImageFx oleh penulis) 

Komputasi kuantum benar-benar mewakili paradoks zaman kita: di satu sisi membawa harapan besar, di sisi lain mengandung potensi keruntuhan.Tapi bukannya takut, kita justru harus bersikap sigap dan cerdas. Perlu ada kesadaran kolektif bahwa investasi di bidang komputasi kuantum harus dibarengi dengan perlindungan yang kuat. Penelitian kuantum dan pengembangan kriptografi pasca-kuantum harus jalan beriringan. Akademisi, pelaku industri, dan pembuat kebijakan perlu bahu-membahu dalam menyambut era baru ini.Jika langkah kita tepat, kita bisa memetik manfaat luar biasa dari komputasi kuantum---tanpa harus mengorbankan keamanan digital yang menjadi tulang punggung kehidupan modern. Dunia sedang bersiap, dan kita tak boleh tertinggal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun