Setelah itu, terdapat juga yang namanya doxa. Doxa merupakan ujung dari mekanisme dominasi simbolik. Doxa ini merupakan pandangan penguasa yang diambil sebagai pandangan masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, masyarakat tidak lagi mengkritik pandangan penguasa.
Bahasa, merupakan sebuah simbol dari kekuasaan, Bahasa bukan merupakan suatu komunikasi yang netral. Tata Bahasa yang digunakan oleh seseorang dapat menunjukan atau menggambarkan kelas sosialnya pada masyarakat. Dan kemudian terdapat pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses penciptaan ulang dari dominasi sosial yang sudah ada sebelumnya.Â
Pendidikan ini tidak memberi akses kepada seseorang yang tidak mempunyai habitus dan juga kapital sebagai seorang pembelajar, dapat diartikan bahwa pendidikan ini tidak memberi akses kepada seseorang yang ber ada pada tingkat ekonomi rendah. Jadi, kesimpulannya adalah seseorang yang memiliki habitus dan kapital pendidikan akan tetap menjadi penguasa dan begitu pula sebaliknya, seseorang yang tidak memilikinya akan tetap tertindas.
Hal terpenting yang dilihat dari perilaku sehari-hari seseorang adalah pengajaran moral. Bentuk pengajaran moral yang baik bukanlah berbentuk perintah dan larangan, tetapi melalui sastra. Pada karya sastra, seseorang dapat bebas dan berhak memilih tokoh yang akan menjadi idola atau panutannya.
Dan pastinya, tokoh tersebut memiliki kepribadian yang baik dan juga pasti mempunyai ciri khasnya tersendiri. Sehingga dengan demikian, orang dapat menyukainya dan juga menjadikannya sebagai idola atau panutan.