Mohon tunggu...
Salma FahiraAzahra
Salma FahiraAzahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

seorang pelajar yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Guru TK Al-Falah Menghadapi Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

29 Juli 2021   15:20 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah Satu tahun lebih pandemi Covid-19 terjadi di seluruh dunia termasuk di Taha air tercinta Indonesia segala bentuk upaya untuk menekan angka penularantelah dilakukan  oleh pemerinta di mulai dari membangun rumah sakit untuk menolong masyarakat yang terpapar, membagikan bantuan sosial berupa makanan pokok, menetapkan berbagai kebijakan untuk menekan angka penularan dan tentunya  di bidang pendidikan pemerinta menetapkan kebijakan untuk kegiatan pendidikan dilakukan secara daring di rumah masing-masing. 

Pembelajaran Daring memang salah satu upaya pencegahan penularan covid-19 yang paling efektif.

Namun  terdapat beberapa masalah yang menimbulkan pembelajaran yang telah di lakukan secara daring ini tidak berjalan efektif, itu lah yang di rasakan oleh Guru-guru saat ini, salah satunya yaitu guru Tk Al-falah Garut Jawa Barat selama satu tahun lebih pembelajaran daring telah di laksanakan terdapat banyak sekali ketidak puasan orang tua terhadap pembelajaran yang diberikan,beberpakali Guru  ini  telah melakukan perubahan pada metode dan model pembelajaran yang akan di sukai anak-anak, tapi tetap orang tua tidak merasa puas. 

Oleh karena itu mahasiswa upi dan guru TK Al-falah bekerja sama untuk menelusuri apa yang menyebabkan orang tua siswa merasa tidak puas dengan pembelajaran satu tahun terakhir dan kami juga bekerja sama untuk menanggulanginya. Kami menelusuri dengan cara  mewawancarai 2 orang wali siswa.

Setelah di terlusiri kami mendapatkan hasil  bahwa ketidak puasan orang tua siswa semenjak pembelajaran daring ini diantaranya yaitu pertama siswa tidak mau belajar dengan orang tuanya karena orang tuanya sering tersulut emosi, kedua kemampuan siswa menjadi menurun karena  tidak adayang mendampingi siswa disaat pembelajaran daring dirumah karena pekerjaan,ketiga terdapat salah satu pernyataan orang tua siswa  yang menyebutkan 

"mengapa kita harus mengajarkan anak-anak ketika kita sudah membayar pada sekolah,keempat keterbatasan alat digital seperti handphone dan laptop orang tua siswa banyak sekali yang tidak mempunyai alat tersebut, kelima ekonomi keluarga yang menurun banyak sekai orang tua siswa yang di PHK akibat dari penandemi ini jadi untuk membeli kuota saja tidak jika ada uang lebih baik di gunakan untuk membeli beras dan ada salah satu faktor yaitu ada nya sekolah yang melanggar aturan pemerintah di saat semua daring ada salah satu sekolah yang membuka sekolah tatap muka dan ini  membuat orang tua siswa mendaftar ke sekolah itu karena orang tua siswa berpendapat bahwa sekolah yang melakukan tatap muka ini meringankan beban orang tua siswa. 

Pernyataan-pernyataan  yang di berikan oleh orang tua siswa ini menimbulkan dilema bagi guru TK Al-falah di satu sisi pihak sekolah ingin sekali mengikuti aturan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran daring tetapi melihat kondisi murid yang mengkhawatirkan akan putus sekolah atau pun pindah sekolah. 

Sebenarnya pihak sekolah tidak mempermasalah kan jika ingin pindah ke sekolah tapi dengan melihat kondisi sekolah itu dengan siswa yang begitu banyak akan menimbulkan kerumunan yang sangat banyak hal ini yang di sayangkan oleh sekolah TK Al-falah. 

dari pemasalah ini kami mahasiswa upi dan pihak sekeloh TK Al-falah bekerja sama  mencari solusi bagaimana pembelajaran menjadi efektif dan di dapatkan solusi yaitu dengan cara melakukan pembelajaran  Hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka untuk beberapa jam. 

Hybrid learning dilakukan guna meminimalisir dampak psikososial siswa. Ada juga yang menganggap hybrid learning sama halnya dengan blended learning. Bentuk pembelajarannya merupakan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring. Hybrid yang dimaksud adalah pembelajaran tatap muka dilakukan secara rotasi dengan jumlah siswa 50 persen. 

metode ini di lakukan oleh pihak sekolah dengan pertimbangan lokasi sekolah telah berwarna hijau dan di setujui oleh beberpa pihak dan juga tidak luoa sekolah tatap melaksanakn prokes 5 M, dan untuk pembelajaran daringnya yaitu pembuatan vidio yang di buat bersama Mahasiswa KKN Upi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun