Mohon tunggu...
Salma Zain
Salma Zain Mohon Tunggu... Mahasiswa Aktif UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Saya Salma Zain, individu yang penuh dengan rasa ingin tahu dan bersemangat yang menyukai menjelajahi dunia sekitar saya. Dengan minat yang kuat terhadap berbagai subjek, saya menyukai belajar hal-hal baru dan berbagi pengetahuan saya dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Apakah Artificial Intelligence (AI) Baik atau Buruk?

7 September 2025   19:36 Diperbarui: 7 September 2025   19:36 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) memunculkan banyak perdebatan di kalangan masyarakat. Ada yang melihat AI sebagai terobosan besar yang mempermudah hidup manusia, tetapi ada juga yang khawatir AI bisa membawa dampak buruk. Pertanyaannya, apakah AI sebenarnya baik atau buruk?

AI bisa dianggap baik karena memberikan banyak manfaat nyata. Dalam dunia pendidikan, AI membantu siswa dan mahasiswa memahami materi lebih cepat, mencari sumber belajar, bahkan mendukung kreativitas menulis dan berpikir kritis. Di bidang bisnis, AI mempercepat pelayanan, menganalisis data besar, serta mendukung efisiensi kerja. Kehidupan sehari-hari pun dimudahkan---misalnya dengan asisten virtual, rekomendasi belanja online, hingga sistem navigasi pintar.

Namun, AI juga dapat dianggap buruk jika dilihat dari sisi risikonya. Salah satunya adalah potensi penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin, sehingga memunculkan kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja. Selain itu, AI tidak selalu memberi jawaban akurat, sehingga jika digunakan tanpa kritis, bisa menimbulkan kesalahpahaman. Isu etika juga muncul, seperti plagiarisme dalam karya tulis, keamanan data, dan potensi penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang tidak bertanggung jawab.

Jadi, AI sebenarnya tidak sepenuhnya baik atau buruk. Ia adalah alat yang hasilnya bergantung pada cara manusia menggunakannya. Jika dimanfaatkan secara bijak, AI bisa menjadi mitra yang membantu meningkatkan kualitas hidup. Sebaliknya, jika disalahgunakan atau dibiarkan tanpa regulasi yang jelas, AI berpotensi menimbulkan dampak negatif yang merugikan.

Pada akhirnya, jawaban dari pertanyaan "Apakah AI itu baik atau buruk?" sangat bergantung pada tangan manusia. Bagaimana kita mengatur, menggunakan, dan mengawasi teknologi ini akan menentukan apakah AI menjadi sahabat yang bermanfaat atau ancaman yang berbahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun