Mohon tunggu...
Sally RMDJ
Sally RMDJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - ----------------------------------

Saling Menebar Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Stoicism, Mengatur Emosi Negatif, Bukan "Mengejar Kebahagiaan"

27 Maret 2021   19:05 Diperbarui: 27 Maret 2021   19:09 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
zeno - pinterest.com/Postmodern Art

Apa itu filosofi stoicism ?

Filosofi stoicism adalah aliran filosofi yang didirikan oleh Zeno of Citium di kota Athena, Yunani. Filosofi stoicism ini didirikan saat periode Hellenistik. 

Filosofi stoic berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti beranda. Karena beranda merupakan dimana Zeno pernah mengajarkan filosofi kepada murid-muridnya. 

Filosofi stoicism ini sangat relevan untuk digunakan oleh semua orang. Filosofi stoicism ini juga tidak berlawanan dengan ideologi lain.

Ada beberapa tokoh yang menganut filosofi stoicism dan ikut mempopulerkan stoicism ini. Mereka bergerak di bidang yang berbeda-beda sesuai dengan jalan hidup dan keahliannya masing-masing. Tokoh-tokoh tersebut yaitu Seneca yang merupakan politisi di era Kaisar Nero, Epictetus seorang mantan budak, dan Marcus Aurelius yang merupakan seorang Kaisar.

Adapun prinsip-prinsip dalam filosofi stoicism ini adalah :

1. Dikotomi kendali

Dalam hidup ada beberapa hal yang dapat kita kendalikan dan tidak dapat kita kendalikan. Memikirkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan dapat memunculkan perasaan negatif terhadap diri kita. Sebagai manusia, kita tidak boleh menggantungkan kebahagiaan kita kepada hal yang ada di luar kendali kita seperti karir, kesehatan, kekayaan, reputasi dan lain sebagainya. Untuk itu, mengontrol hal-hal yang bisa kendalikan itu lebih baik dan dapat menciptakan ketenangan.

2. Hidup penuh dengan kebijaksanaan

Menyelesaikan masalah adalah salah satu kuncinya. Karena jika kita memperumit masalah, itu hanya akan menambah masalah.

3. Hidup harmonis dengan alam

Alam semesta bekerja dalam harmoni. Maka, sebagai manusia kita juga harus bertindak mengikuti alam semesta. Dengan kata lain, kita harus hidup harmonis dengan alam semesta.

4. Semua hal terjadi karena suatau alasan

Semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita itu pasti ada alasannya atau ada penyebabnya. Tidak mungkin semua itu terjadi begitu saja. Oleh karena itu hal baik ataupun buruk harus selalu kita syukuri, harus kita terima dengan ikhlas namun tetap dibarengi oleh usaha untuk menjadi lebih baik.

Seperti hal nya kutipan dari Epictetus " it is not things in themselves that trouble us, but our opinions of things ".

Dalam filosofi stoicism, setiap hal yang terjadi dalam kehidupan manusia itu netral. Yang menjadikannya positif maupun negatif adalah interpretasi kita sendiri.

Dan menurut Epictetus juga, " Don`t demand that things happen as you wish, but wish that they happen as they do happen. And you will go on well ".

Nah, untuk kamu yang ingin menerapkan filosofi stoicism ini dalam kehidupan kamu, mulailah dari sekarang dan mulai dari diri kamu sendiri. Lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun