Mohon tunggu...
Salamia M.Si
Salamia M.Si Mohon Tunggu... -

Domisili di kota Balikpapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendekatan Pembelajaran Scientific Dalam Pembelajaran Matematika

10 Mei 2015   10:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:12 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendekatan scientific atau lebih umum dikatakan pendekatan ilmiah menjadi keniscayaan dalam kurikulum 2013. Bagaimana langkah – langkah pembelajaran berdasarkan pendekatan scientific yang mencakup lima langkah utama yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), dan networking (membentuk jejaring), diterapkan dalam pembelajaran matematika baik di jenjang SD/MI, SMP/MTs  maupun SMA/SMK.

Pedoman penyelenggaraan pendidikan dalam lingkup nasional tidak lain adalah kurikulum. Sesungguhnya tidak ada kurikulum yang sempurna, karena kurikulum hanya baik dan cocok di jamannya. Oleh karena itu perubahan kurikulum di setiap Negara adalah hal yang wajar. Dimana Kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan masyarakat. Perubahan kurikulum merupakan upaya Pemerintah agar tidak tertinggal dan mengejar kemajuan negara lain.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluakan kurikulum baru yang dikenal dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan perpaduan antara Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dilaksanakan sebelumnya dilengkapi dengan beberapa perbaikan dan pengembangan. Perubahan kurikulum ini adalah wujud upaya pemerintah dalam rangka untuk meningkatan kualitas pendidikan di Negara kita. Semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan di Indonesia tentu diharapkan dapat menerima dan mendukung usaha pemerintah ini.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikilum 2013 memiliki tiga domain yaitu (1) sikap dan prilaku, (2) pengetahuan dan (3) keterampilan. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern. Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah (scientific approach) diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Ciri-ciri pendekatan ilmiah adalah lebih dominan dalamdimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengemukakan bahwa proses pembelajaran dikatakan ilmiah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan denganlogika atau penalaran tertentu ; bukan sebatas kira – kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2.Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru – siswa terbebas dari prasangka yang serta – merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3.Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi

pembelajaran.

4.Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,

kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

5.Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola  berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7.Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik system penyajiannya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) mengemukakan bahwa proses pembelajaran scientific approach merupakan perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Tujuan dari beberapa proses dalam pembelajaran scientific approachmenekankan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat dimana guru cukup bertindak sebagai scaffolding ketika peserta didik mengalami kesulitan, serta guru bukan satu - satunya sumber belajar.

Pendekatan scientific (scientific approach) atau lebih umum disebut dengan pendekatan ilmiah adalah merupakan suatu cara atau mekanisme dalam pembelajaran untuk memfasilitasi peserta didik agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah(Sri Wardani, 2013). Menurut Maria Varelas and Michael (2008:31) dalam M.F. Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali (2013) bahwa metode ilmiah memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki prosespembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapansecara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendapat ini menjadi dasar dari pengembangankurikulum 2013 di Indonesia.

Pada penerapan kurikulum 2013 di sekolah, guruharus menggunakan pendekatan scientific (pendekatan ilmiah) karena dengan pendekatan ini hasil belajar peserta didik lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Pendekatan scientific ini disebut juga pendekatan 5M, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyajikan (mempublikasikan). Ada tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metode pendekatan scientific, yaitu: (a) Penemuan   (b) Pembelajaran berbasis proyek  (c) Pembelaran berbass masalah.

Implementasikan pendekatanscientific dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu:

Pe1. Pengetahuan (kognitif). Pada ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa”.

2.  2. Sikap (afektif). Pada ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.

3. 3. Keterampilan (psikomotor). Pada ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

ng Dengan proses pembelajaran yang demikian, maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Jadi, dengan adanya pendekatan scientific ini peserta didik dapat berpikir kritis, logis, sistematis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, serta mengaplikasikan materi pembelajaran.   Langkah pendekatan pembelajaran ilmiah antara lain:

.   (1) Mengamati

M Meyode ini memiliki keunggulan  tertentu, seperti menyajikan obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Dengan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

M (2)  Menanya:

M  Menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Guru bertanya kepada peserta didik dan menjawab pertanyaan peserta didik, adalah merupakan aktifitas dalam rangka membimbing atau memandu peserta didik untuk belajar lebih baik.

(3) Menalar

M Menalar adalah suatu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Langkah ini menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktip dalam proses pembelajaran. Dan lebih ditekankan agar perseta didik yang memdomonasi keaktifan.

(4) Mencoba :

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada bidang studi matematika, langkah ini dilakukan dengan banyak berlatih dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi yang dibahas. Untuk sampai pada langkah memcoba ini tentunya peserta didik harus memahami konsep-konsep matematika dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

(5)  Menyajikan

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada bidang studi matematika, langkah ini dilakukan dengan banyak berlatih dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan materi yang dibahas. Untuk sampai pada langkah memcoba ini tentunya peserta didik harus memahami konsep-konsep matematika dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun