Mohon tunggu...
Muhammad Salafudin
Muhammad Salafudin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertumbuhan Penduduk Merupakan Aset Pembangunan atau Beban Pembangunan ???

29 Januari 2015   20:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat menimati sekali saat mendapatkan materi tentang #LedakanDemografi. Disini ada dua pendapat besar yang memberikan teori tentang pertumbuhan penduduk.

Pendapat pertama ada kaum pesimis atau aliran tradisionalis kalo sekarang ini sering kita sebut The Loser, mereka berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk hanya membawa kesengsaraan pada masyarakat dan merupakan beban bagi pertumbuhan ekonomi. Paham yang paling terkenal dalam aliran ini adalah ‘Malthusian Population Trap’.

Pendapat kedua ada juga kaum optimis mereka berpendapat bahwa ada peranan pertumbuhan penduduk dalam pembangunan ekonomi salah satunya dikemukakan oleh Adam Smiith :”dilihat dari sisi permintaanpertambahan penduduk akan memperluas pasar.jika pasar berkembang akan terjadi pembagia kerja dan spesialisasi produksi. Hal ini akan mendorong kegiata inovasi, pengembagan teknologi, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sebagai hasilnya maka produksi akan naikdan terjadi surplus. Selanjutnya surplus tersebut dipergunakan untuk memperluas investasi baik untuk memperbarui atau menambah barang modal maupun untuk pengembangn teknologi produksi.

Saya sependapat dengan kaum optimis, yang menganggap bahwa pertumbuhan penduduk dapat memajukan ekonomi, memperkuat Bangsa, dan menjadikan Negara yang kuat. Kalo anda bagaimana?? Sebagai muslim saya percaya rezeki itu dari Allah SWT, rezeki itu sudah dijamin Allah SWT, termasuk tentang rezeki anak. Yang ada di pandangan kita kan anak makan dari orang tua, jajn dari duit orang tua, sekolah dari duit orang tua. Padahal… No No No itu rezeki anak. Cuma Allah SWT kasih lewat orangtua kita. #believe “Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki.” [Ar-Rum:40]

Jadi Jumlah penduduk yang banyak ini bisa menjadi aset pembangunan jika berkualitas, namun bila yang terjadi sebaliknya maka akan menjadi beban pembangunan.

Berkah ledakan demografi usia produktif malah bisa jadi bencana jika Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang belagu dan melupakan Allah, Alih-alih bakal jadi negara kaya, bisa jadi bakal melorot menjadi negara tanpa daya. Banyaknya jumlah malah akan jd beban. entar salah-salah, malah “membunuh” potensi anak sebab khawatir tambah bakal meledak jumlahnya. Kesimpulan dan reaksi action yang salah. Coba kita belajar dari sejarah. Fir’aun membunuh anak laki-laki. Zaman nabi, anak-anak perempuan dibunuh. Zaman sekarang Belum lahir udah dihajar udah di gibas. Ada satu negara super besar di dunia ini yang malah bener-bener membunuh jenis apapun bayi yang lahir. Terhadap kondisi yang seperti ini, dunia tutup mata.

usia produktif dan banyaknya jumlah sungguh akan jadi berkah bila Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang beriman, bertaqwa, dan beramal saleh. Anak itu merupakan investasi dunia bahkan akhirat bagi orangtuanya. Rusulullah bilang “(di akhirat) seseorang merasa heran ketika dirinya berada di surge dengn kedudukan yang mulia, lalu ia bertanya, dari mana kedudukan ini bias diperoleh. (para Malaikat) menjawab : Anakmulah yang selalu memohonkan ampun untukmu (HR Imam Ahmad). So bayangkan kalo kita punya anak satu saja sudah bias begitu, bagemana kalo dua atau tiga bahkan empat, Subhanallah.. semoga kita semua sekeluarga bisa dikumpulkan kembali di Surga. Aminn

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun