Mohon tunggu...
Sakinahtul Rohmah
Sakinahtul Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi

Vellichor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Bau Dapat Menghidupkan Ingatan?

4 Juni 2021   11:23 Diperbarui: 4 Juni 2021   12:02 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pernahkah kalian ketika mencium suatu bau kemudian teringat suatu kejadian di masa lalu atau merasakan kehadiran sosok yang kita cintai?

Seperti halnya bau minyak gosok yang bisa membangkitkan kehadiran kakek, atau bau manisan yang dapat membangkitkan suasana berbuka puasa bersama keluarga. Bau dapat menghubungkan kita dengan kenangan penting dan dapat membawa kita kembali ke kehadiran orang-orang tersebut.

Fenomena ini telah dijelaskan hampir seabad yang lalu oleh Marcel Proust, seorang penulis asal Prancis, pada novelnya yang berjudul In Search of Lost Time. Proust menghubungkan bagaimana bau dan rasa tanpa disengaja dapat memicu kembalinya ingatan yang begitu nyata.

Dalam volume pertama novel, Swann's Way, narator terkenal mencelupkan sepotong kue madeleine ke dalam secangkir teh; bau dan rasa yang dimiliki madeleine yang direndam dalam teh ini membawa kembali gelombang ingatan masa kecilnya.

Sejak novel tersebut diterbitkan, psikolog dan ahli saraf telah mencoba untuk memahami dan meniru apa yang kemudian dikenal sebagai Fenomena Proust.

Bau adalah pemicu ingatan otobiografi yang lebih baik daripada rangsangan lainnya (suara, visual, sentuhan, dan rasa). Ini dikarenakan adanya hubungan langsung antara saraf penciuman dengan bagian-bagian sistem limbik yang terlibat dalam pembangkitan emosi dan ingatan.

Penciuman adalah satu-satunya indra yang melewati relai thalamus dan memiliki akses utama ke wilayah otak yang biasanya ditemukam aktif selama pemrosesan emosi (amigdala), pembentukan memori jangka panjang (hipokampus), serta penalaran dan evaluasi kognitif tingkat tinggi (korteks orbitofrontal). Susunan saraf yang tidak biasa inilah yang menyebabkan banyak orang berspekulasi tentang peran unik penciuman dalam ingatan, emosi, dan kognisi tingkat tinggi.

Poust menunjukkan emosi dan sesensasi datang sebelum ingatan. Seperti ketika meminum teh dan memakan kue madeleine, dia membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk ingatan otobiografi atau ingatan episodik (ingatan masa kecil) muncul.

Lalu apakah ingatan yang dimunculkan dari bau benar-benar membawa kita kembali ke keadaan masa lau, atau mereka hanya menghasilkan keyakinan dalam diri kita bahwa memang begitulah keadaannya?

Bagaimanapun, kita tidak dapat memeriksa apakah ingatan kita persis secara akurat dengan kejadian yang dulu dialamai. Mungkin ingatan yang dimunculkan dari bau hanya menyampaikan perasaan yang sangat jelas dari masa lalu seolah-olah itu sedang dialami kembali, bukan seperti dj vu yang membuat kita merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Proust membawa kita ke teka-teki epistemologis dalam artian bahwa kita tidak bisa tahu apa status sebenarnya dari pengalaman yang diperoleh kembali. Kembali lagi, otak adalah kotak hitam dan kita tidak dapat sepenuhnya memahami proses elektrokimia yang terjadi di dalamnya.

Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan bau dan kenangan, dimana kedua hal tersebut dapat bersinergi membentuk sebuah memori yang kemudian dapat kita ambil dan rasakan kembali di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun