Mohon tunggu...
saikhunal azhar
saikhunal azhar Mohon Tunggu... Penulis - lets's easy going

Menulis untuk merekam peristiwa dan berbagi untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terkikisnya Pendidikan Moral dalam Keluarga

25 Oktober 2023   13:26 Diperbarui: 25 Oktober 2023   13:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh:

Saikhunal Azhar, S.Pd, M.Pd

Dunia Pendidikan dewasa ini sedang disibukkan dengan implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan sebuah konsep pendidikan yang diusulkan sebagai upaya untuk mengatasi krisis moral dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Konsep ini menekankan pada pembebasan potensi dan kemandirian siswa dalam belajar serta pengembangan karakter yang kuat. Saya tidak bermaksud untuk membahas kurikulum merdeka. Tetapi ada satu term yang menurut saya menarik untuk dikaji di tengah hiruk pikuknya implementasi kurikulum merdeka tersebut, yakni krisis moral.

Istilah moral telah banyak sekali dikaji oleh para ahli dengan definisi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Namun secara umum, istilah Moral mencakup pandangan tentang apa yang benar dan salah, adil dan tidak adil, serta baik dan buruk. Nilai-nilai moral seringkali berakar dalam budaya, agama, dan norma-norma sosial yang ada dalam suatu masyarakat. Dalam kajian Pendidikan, moral menjadi kiblat yang hendak dituju selain ilmu pengetahuan.bahkan kajian Pendidikan Islam, moral atau akhlak menjadi prioritas tujuan sebelum ilmu pengetahuan. Karena moral akan menjadi nahkoda untuk menuntut arah jalan ilmu pengetahuan.  

Dalam rangka tujuan membangun akhlak yang baik dalam diri manusia, Imam al Ghazali menyarankan agar latihan moral ini dimulai sejak usia dini. Pribahasa Arab mengatakan bahwa pembelajaran sejak kecil seperti mengguratkan tulisan di atas batu. Orang tua menurutnya bertanggung jawab atas diri anak-anaknya. Bahkan ia mengatakan agar seorang anak diasuh dan disusukan oleh seorang perempuan yang saleh. Makanan berupa susu yang berasal dari sumber yang tidak halal akan mengarahkan tabiat anak ke arah yang buruk. Setelah memasuki usia cerdas (tamyiz), seorang anak harus diperkenalkan dengan nilai-nilai kebaikan yang sarat dengan ajaran moral tersebut.

Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam) yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa demikian ? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan moral yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian tanpa disadari pertumbuhan moral seseorang sangat tergantung pada pendidikan atau pengajaran dalam keluarga. Sederhananya,moralitas seseorang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ada dalam keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang menjadi sesosok manusia dewasa. Pengalaman masa kecil yang ia dapatkan dalam lingkungan keluarga akan mewarnai kepribadian anak ketika telah tumbuh menjadi dewasa.

Sampai disini saya kira kita semua sepakat bahwa keluarga sangat penting dalam pembentukan moral seseorang. Dalam istilah kurikulum merdeka yang sedang diimplementasikan sekarang ini disebut dengan istilah karakter. Substansi dari kedua istilah ini pada hakikatnya sama, yakni menciptakan kepribadian seseorang yang penuh integritas. Persoalannya adalah bagaimana keluarga-keluarga sekarang ini dalam menanamkan Pendidikan moral bagi anak-anaknya? Sinyalemen merosotnya moralitas anak-anak generasi Z sekarang ini telah banyak dikaji dengan berbagai indikatornya.apakah memang benar bahwa kualitas Pendidikan moral dalam keluarga dewasa ini mengalami penurunan?.

Sekadar refleksi saja, dahulu di era 90-an ditengah kejumudan teknologi dan jauh dari kata maju, intensitas dalam hubungan di internal keluarga tampak sangat intens. Ketika memasuki waktu maghrib, tanpa disuruh pun anak-anak bergegas ke mushola atau masjid untuk megikui solat maghrib berjamaah yang dilanjutkan dengan mengaji. Selepas mengaji anak-anak pulang dan makan bersama keluarga. Pada saat inilah orang tua membangun komunikasi dengan anak-anak dengan cerita-cerita dan topik-topik perbincangan sederhana. Suasana seperti ini ternyata memberikan efek luar biasa ketika kita telah dewasa. Kita baru sadar bahwa aktivitas-aktivitas kecil seperti itu mampu menumbuhkan rasa kasih sayang antara anak dengan orang dan sebaliknya,begitupun antara kakak dan adik. Sehingga rasa kekeluargaan itu tumbuh begitu nyata. Dalam hal etika misalnya, orang tua kita senantiasa mengajarkan bertutur dengan krama inggil yang sarat dengan unggah ungguh (jawa). Setiap akan meninggalkan rumah, orang tua juga mewajibkan salim (mencium tangan orang tua). Perilaku yang diajarkan dalam keluarga tersebut ternyata sarat pesan moral yang mengajarkan kita untuk menghormati orang tua dan rang-orang yang lebih tua. Dengan cara-cara sederhana itulah orang tua kita zaman itu mengajarkan Pendidikan moral kepada anak-anaknya.

Bagaimana dengan keluarga zaman sekarang?. Meskipun belum ada penelitian yang ilmiah,namun apabila kita mengamati secara umum kondisi telah jauh berbeda. Orang tua zaman sekarang, lebih sibuk dengan pekerjaannya, sesampai di rumah pun masih disibukkan dengan HPnya. Sehingga intensitas komunikasi dan interaksi dengan anak jelas berkurang. Harmonisasi hubungan anara anak dan orang tua zaman sekarang, menurut hemat saya jauh mengalami penurunan. Dalam tutur Bahasa, banyak keluarga saat ini yang sudah tidak mengajarkan unggah ungguh secara verbal. Sederet fakta ini rupanya telah cukup membuktikan bahwa Pendidikan moral dalam keluarga mulai terkikis. Sebuah ironi memang, ketika teknologi mengalami kemajuan, ekonomi mengalami perkembangan, justru Pendidikan moral dalam keluarga justru mengalami kemunduran.

Melalui tulisan ini, penulis hendak menyampaikan pesan kepada para orang tua,bahwa Pendidikan moral dalam keluarga sejatinya sangat penting untuk membentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti. Hal ini tidak bisa digantikan dengan profil pelajar panasila yang diusung dalam kurikulum merdeka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun