Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benalu

12 Februari 2021   11:48 Diperbarui: 12 Februari 2021   15:22 4585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benalu (tumbuhan), biasa menumpang hidup pada batang pohon.  Awal muasalnya dapat diterbangkan angin, dan atau, dibawa burung, ketika membersihkan paruh mulutnya.  Ketika melekat pada pohon itulah, lalu benalu menempel, menyerap energi dari pohon.  Hampir dapat dipastikan, pohon yang ditempel, akan mati, setidaknya tidak dapat berkembang

Kias tentang benalu ini, dapat terjadi dalam kehidupan manusia.  Hampir dapat dipastikan, jika 'ada' benalu dalam kehidupan kita, maka kita sulit berkembang, dan parahnya lagi kita akan mati sementara dsi benalu pun juga tidak dapat berkembang.  Untuk itu, kita perlu mewaspadai potensi benalu dalam kehidupan pribadi kita.  Beberapa [hanya potensi] yang perlu disadari adalah sebagai berikut

  • Saudara
  • Saudara adalah ikatan yang paling indah, harta tak ternilai dalam hidup. Kebahagiaan kita, karena kita bersaudara.  Bercengkrama dengan saudara adalah kenikmatan.   Karena besarnya nilai tersebut, jika salah terkelola, maka saudara dapat menjadi benalu.  Saudara dapat meminjam uang, tanpa indah mengembalikan.  Saudara, dapat memindahkan kewajiban kepada saudara yang lainnya. Saudara dapat secara kontinyu, mengalami masalah, dan yang celaka, adalah masalah itu sebenarnya adalah dirinya sendiri sebagai manusia.  Di sini, ada potensi benalu.   Jika kita hidup sebagai bersaudara, maka sudah sepatutnya kita sangat menghormati saudara lainnya.  Dengan hal ini, kita harus menanamkan prinsip, tidak merepotkan saudara, malu pada saudara.  Tolonglah saudara kita, dengan cara tidak merepotkan dirinya.   Jika kita menjadi orang tua, maka kita harus mendidik anak-anak (kakak-adik) mandiri, mengajarkan mereka kehormatan bahwa menolong adalah lebih baik.  Baru setelah itu kita mengajarkan kepada mereka/diri kita adalah kasih-sayang, saling memberi.  Jika diajarkan terbalik, khawatir ada diantara saudara, yang  lemah mental, lalu dia memanfaatkan hal tersebut, dan yakinlah dalam jangka panjang jadi benalu.  Benalu ini, akan sangat sulit diatasi, karena melibatkan emosi.  Banyak kasus yang dapat ditelusuri dalam kehidupan kita sebagai manusia.  Salah satu anggota keluarga menjadi 'trouble maker' bagi keluarga lainnya. Lalu apakah kehidupan menjadi kaku/keras, tidak mengenal kasih sayang?. Justru sebaliknya!.  Dengan semangat kemandirian, nanti terbentuk watak memberi bukan meminta.  Nah ini menjadi modal dasar keharmonian yang baik.  Apakah tidak diperkenankan tolong-menolong diantara saudara?.  Anda keliru jika menyimpulkan begitu.    Saudara harus ditolong, hingga ia mandiri, dan kita bangga/Bahagia dengan kondisi ini.  Yang perlu diperhatikan, ada potensi saudara menjadi benalu.  Kita harus tegas memotongnya sejak awal

  • Tampak kaya
  • Tampak kaya, dapat menjadi magnet untuk orang sekitar (yang benalu) mendekat.  Orang-orang yang memiliki kelebihan (utamanya harta) didekati dengan berbagai perspeftif, dan Sebagian memanfaatkan hal tersebut.  Peminjaman uang adalah hal yang sering terjadi, dan Sebagian berpotensi tidak dibayar.  Ada juga yang akan berulang, dan terus hidup dalam kubangan kesulitan dan berpaling pada yang 'tampak kaya'.  Ada yang benalu ada yang tidak.  Beberapa solusi yang bisa diberikan adalah: (i) membantu sesuai kemampuan; (ii) bukan sebagai problema-solver; (iii) membantu pada pancing, bukan ikan.  Ada yang sudah diberikan pancing, namun gagal mendapatkan ikan.  Untuk hal ini, yakinlah itu potensi benalu.  Jangan mencoba menjadi solusi, membantu diluar kemampuan anda.  Khawatir, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, anda akan collapse.
  • Tampak baik
  • Tampak baik juga sering dimanfaatkan oleh orang (teman) sehingga dia mengandalkan si tampak baik.  Jika anda senang membantu, namun ada orang yang sellau dibantu untuk hal sama, anda perlu intropeksi apakah orang ini benalu atau tidak.  Jika dia benalu, sebaiknya anda putus/gagalkan, demi kebaikan orang itu sendiri.  Suatu hari, dia harus mampu menyelesaikan tanpa bantuan anda.  Ingat, anda tidak perlu dapat memenuhi semua kepentingan orang lain.  Dalam kisah, nabi Sulaiman (yang kaya raya) memohon izin kepadaNya untuk memberi makan hewan laut.  Dan ternyata, beliau tak sanggup, dan setelah itu beliau ber'istigfhfar' atas kelalaiannya (mungkin sombong?) ini.  Nah, apalagi kita.  Jadi feel rileks saja jika tidak mampu berbuat baik.  Mungkin itu baik bagi orang lain, agar dia mampu mandiri tidak menjadi benalu
  • Sebagai penutup, saya tidak mengajarkan tentang pelit, ketidakpedulian dan pongah.  Sebaliknya justru maksudnya.  Dengan mendidik diri menjadi mandiri, dan memberi, sehingga tidak menjadi benalu.  Setelah itu, belajar memiliki intuisi, untuk tahu kewajaran berbuat baik, sehingga potensi benalu di sekitar kita, dapat ditumpas.  Demi kebahagiaan Bersama sebagai manusia
  • Jakarta, 12022021  [tahun baru Imlek 2572]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun