Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Insan Kamil

27 Juli 2019   10:23 Diperbarui: 27 Juli 2019   13:30 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masjid indah di tepian sungai mahakam samarinda/dokpri

Ada 4 hal pada manusia; yang secara sangat signifikan memengaruhi seluruh kehidupannya baik di dunia maupun di akherat nanti.  Apa itu?

Pertama; akal.  Bentuk fisik kepala manusia hampirlah sama.  Namun; jangan Tanya konteks kemampuan dan ketrampilannya; bisa bak bumi dan langit.  

Apa saja yang kita nikmati saat ini; itu adalah buah akal (pikiran).  Akal menyebabkan kita bisa menjangkau 'bulan'; hidup dalam lautan; berkomunikasi jarak jauh; dan berbagai hal sangat menakjubkan; di mana zaman dulu lebih merupakan; 'sihir'; mistik, omong kosong; atau milik beberapa orang yang memiliki kemampuan spiritual.  

Mendorong kemajuan akal ini, maka seorang muslim dianjurkan untuk menuntut ilmu (sampai meninggal); dan dinyatakan dalam al quran bahwa ilmu itu sangat banyak (QS lukman 27); jika ada lautan dan ditambah lagi 7 lautan sebagai tinta; maka hal itu tidak akan cukup untuk 'menulis kalimat Allah'.  Memerangi kebodohan adalah jihad

Kedua; hati.  Hati secara harfiah adalah bagian tubuh.  Itu penting; namun juga banyak unsur tubuh lainnya sama pentingnya.  Hati secara makna 'tersirat'; adalah watak/sikap/.  Dalam hal ini, hati yang baik adalah berkarakter baik akan memberikan kedamaian bukan saja di dunia tetapi juga di akherat.  Hamper semua kerusakan di bumi ini, merupakan akibat dari hati yang buruk.  

Rasulloh; menjadi rasul; untuk diutus memperbaiki akhlak (perilaku/moral).  Orang yang beragama itu adalah yang baik akhlaqnya.  Karenanya kesolehan secara ritual harus sejalan dengan kesolehan secara amaliah.  

Dalam konteks Islam, sholat dan zakat banyak disebut bersama.  Sholat pertanda kesholehan ritual dan zakat (memberikan harta) sebagai kesolehan duniawi.  Segala perbuatan baik kita; itu menunjukkan hati yang baik.  Dan untuk menjadi amal akherat; maka niat (nawaitu) harus lurus; semata-mata berbuat baik; yaa cuma begitu............... karena Alloh

Hati yang baik; adalah merasa tentram (qolbu salim); dan cukup (qonaah).  Qolbu salim, dirujukkan dengan mengingat Alloh (QS Ar Raad 28); ingatlah dengan mengingat Alloh; hati menjadi tentram.  

Jadi jika beragama namun tidak mendapatkan ketentraman; mungkin ada yang keliru.  Qonaah adalah menerima keadaan segala sesuatu dengan hati lapang

Ketiga, perut.  Manusia itu hanyalah sebatas perutnya.  Siapapun dia jika kelaparan maka tiada berdaya.  Dan siapapun dia daya tampung perutnya tidaklah berbeda jauh.  Namun, manusia serakah, maka semua bisa dimakannya.  

Itulah yang membedakan.  [kalo tidak salah; ada ungkapan imam ali bin abi thalib; jika ada ular dan kemiskinan, maka yang kubunuh adalah kemiskinan]

Lalu bagaimana; dengan ungkapan bahwa uang tidak di bawa mati?.  Betul; dan sebaiknya harus meyakini bahwa anda sudah punya.  Kalau anda sudah punya, lalu berprinsip begitu baru anda menjadi orang qonaah (lapang dada).  Jika anda memiliki 10 cangkir kopi; dan sadar bahwa tidak bisa diminum semua; anda minum beberapa cangkir dan memberikan cangkir untuk yang lainnya; anda qonaah.  

Tetapi jika anda menginginkan  membeli Honda Bebek; lalu datang ke pabrik Honda (sunter) dan cuma bisa membeli nasi bebek; anda bukan qonaah tetapi tidak mampu.  Ada baiknya juga kalau tidak mampu bersikap qonaah; daripada menggerutu tidak menentu, menambah dosa dan frustasi.

Keempat, adalah kemaluan.  Faktor mengontrol sahwat ini bukan perkara mudah; bahkan mungkin yang tersulit.  Saya tak mampu melanjutkannya

wallahuawambishowab

Just intermezzo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun