Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bisa Vs Tes Psikologi

19 April 2019   20:58 Diperbarui: 19 April 2019   21:27 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
langit langit tinggi: tempat 'menggantung' cita

Dalam kisah (saya tak mampu lagi menelusi sumbernya); anak-anak di Jepang; diberi cerita tentang 'kodok' lompat tembok.  Secara sederhana kisah tersebut menunjukkan kodok mula-mula tidak dapat melompati, dan pada akhirnya mampu.   Kisah itu  memotivasi, anak-anak sehingga ia belajar, berjuang, dan menjadikan dirinya (secara sadar/tidak sadar) lebih kuat dan harapannya menjadi  pemenang.  Jepang juga membuat film kartun yang terkenal 'Kapten Tsubasa', yang kemudian berwujud pada kenyataan: Jepang merupakan salah satu 'Negara bola' untuk level Asia. 

wp-20150221-028-5cb9d2d4a8bc1559aa45d682.jpg
wp-20150221-028-5cb9d2d4a8bc1559aa45d682.jpg

Pada acara Kick Andi (07/03/2014) tentang Dokter Lie (rumah sakit terapung); dikisahkan bahwa hasil  tes psikologi, Lie [junior] tidak berbakat menjadi dokter.  Hasil  psikologi inilah yang mendorongnya menjadi dokter.  Lie mendapatkan pendidikan doktor [s3] dengan 4 keahlian [spesialisasi]. 

Lie bisa menjadi dokter!.  Kisah klasik lain yang dapat ditelusuri adalah Thomas Alfa Edison; dimana ia 'dikeluarkan' dari sekolah karena dianggap kurang pandai.  Ibunya bertekad mendidik Edison seorang diri.  Dan Edison pun seorang yang pantang menyerah.  Setiap kali dia gagal, dia mengatakan: mungkin perlu satu kali lagi percobaan.  Kemudian kita tahu hasil dari Edison: listrik yang kita nikmati saat ini.   

koshiba-5cb9d3b5a8bc1574c2190a32.jpg
koshiba-5cb9d3b5a8bc1574c2190a32.jpg
Masatoshi Koshiba [junior] bercita-cita menjadi tentara/penyanyi; namun karena terkena sakit dia urung mendaftar tentara.  Selama sakit; seorang guru memberinya buku-buku tentang Einstein dan fisika.  Namun; ada guru lain yang melecehkannya, karena nilai-nilai ekstaktanya merah semua.  

Kata guru tersebut; dia tak dapat menjadi ahli fisika.  Pernyataan gurunya inilah yang membuat ia bertekad untuk belajar fisika.  Sempat ditolak masuk universitas; akhirnya ia diterima di univ Tokyo.  Ia lulus dengan nilai terendah.  Namun ia bertekad melanjutkan studi ke University of Rochester, Amerika Serikat, dengan berbekal surat rekomendasi dari dosennya di Tokyo University yang secara jujur menyatakan: His results are not good, but he's not that stupid. Koshiba; adalah professor yang meraih hadiah nobel fisika pada tahun 2002.  Prestasi keilmuannya diakui dunia.... Koshiba menunjukkan bisa! [disadur dari tahukahkamu.org]

Janganlah meremehkan seseorang. Ke depan mungkin dia memiliki akselerasi yang tinggi.  Janganlah ragu terhadap diri sendiri, pelajari potensi diri.  Upaya optimal ke depan, tidak pernah rugi.  Jika tidak berhasil, Tuhan mencatat sebagai amal baik.  Tetapi secara umum, akan demikian: man jadda wa jadda: siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil!. Semoga Alloh SWT meridhoi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun