Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Money

Risiko Investasi dan Konsep Fluktuasi yang Sesat

7 April 2019   18:56 Diperbarui: 7 April 2019   19:07 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam hal konsumsi, membeli barang mahal merupakan 'prestise' apakah berlaku juga untuk investasi?.  Apakah harga  mahal sekaligus menunjukkan kualitasnya, sebagaimana tertera pada konsumsi? Tentu saja dengan perbedaan harga yang tajam, telah terjadi penyaringan (diferensiasi) investor, yang diharapkan juga dapat memenuhi kaidah hubungan 'risk-return'.  

Kemungkinan investor bermodal besar dan berperspektif jangka lebih panjang yang membeli saham mahal, karena fluktuasi harga lebih kecil dan juga tingkat likuiditasnya.  Tetapi jangan salah sangka juga, banyak investor besar yang terperangkap pada saham 'gocapan' yang super-illiquid!

Untuk hal ini, sebenarnya esensinya bukan cuma harga, tetapi pada kinerja emiten sebagai faktor fundamental pembentuk harga.  Tetapi bagaimanapun juga, pada saham yang murah, persentase gain-loss (return) akan lebih besar dan itulah dikenal size anomaly. 

Bumbu Fluktuasi

Laporan keuangan dihasilkan paling cepat 3 bulan sekali (kuartalan), tetapi harga saham berubah dalam hitungan detik.  Berbagai pihak yang skeptis merujukkan peristiwa ini sebagai 'spekulasi' tidak ada hubungan sama sekali antara kinerja emiten dengan harga saham.  

Sebaliknya berbagai pihak yang optimis merujuk peristiwa ini sebagai 'berkah' sebagaimana uraian diatas.  

Perlu dipahami pula, sebagian investor berprinsip investasi ini alternatif bagi tabungan, keperluan berjaga-jaga dalam jangka menengah, dimana faktor likuiditas menjadi penting juga.  Tentu saja pencari laba (profit taker) berkeliaran di bursa saham.  

Tentunya mereka tidaklah salah, karena mereka juga mengandung risiko taking loss.  Mungkin saja banyak bumbu rumor mewarnai hari-hari sehingga serta merta harga saham meresponnya.  Hal ini sebenarnya baik bagi seluruh pihak, karena respon harga menjadi 'smooth' tidak bergejolak dan terkendali.  

Jika demikian adanya, maka kewajiban stakeholder untuk memberikan informasi yang 'banyak-sahih' sehingga harga selalu merefleksikannya. Kata Fama, sang pemenang nobel: harga yang merefleksikan informasi menunjukkan  pasar yang efisien!.  Jika investasi di pasar saham ini mengandung risiko (risiko adalah keniscayaan) maka jangan lupa menyisihkan investasi dengan 'unlimited return-zero risk' yakni berinvestasi di jalan Tuhan.  Selamat berinvestasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun