Mohon tunggu...
saidatul kholidia
saidatul kholidia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang freshgraduate dari jurusan kimia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tim Peneliti dari SMP Sabilillah Malang Sulap Air Lindi Menjadi Pigmen Merah untuk Cat

24 September 2025   10:25 Diperbarui: 24 September 2025   10:21 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah inovasi membanggakan datang dari para peneliti muda SMP Islam Sabilillah Malang yang berhasil mengolah limbah air lindi dari TPA Supit Urang Malang—cairan beracun hasil timbunan sampah—menjadi pigmen merah untuk cat tembok. Temuan ini diharapkan menjadi solusi ganda: mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus menghasilkan produk bernilai guna.

Air lindi diketahui mengandung logam berat, salah satunya besi (Fe) yang berbahaya bila mencemari tanah dan air. Melalui proses presipitasi selektif, ion besi berhasil dipisahkan, lalu diolah lebih lanjut dengan oksidasi kalsinasi hingga terbentuk pigmen merah stabil berbasis senyawa oksida besi (Fe₂O₃). Pigmen inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan pewarna cat tembok ramah lingkungan.

Menurut para peneliti SMP Islam Sabilillah Malang tersebut, metode ini bukan hanya menawarkan jalan keluar terhadap masalah air lindi yang menumpuk di TPA Supit Urang, tetapi juga membuka peluang pengganti bahan pewarna industri yang selama ini masih banyak didatangkan dari luar negeri. Cat tembok berbasis pigmen hasil ekstraksi besi ini terbukti memiliki kualitas warna yang kuat, tahan lama, serta aman digunakan.

“Pengolahan air lindi menjadi pigmen merah bukan hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga bentuk kepedulian lingkungan sejak usia muda,” jelas tim peneliti.

Ke depan, penelitian ini berpotensi dikembangkan lebih luas untuk mengolah jenis logam lain dalam air lindi menjadi pigmen dengan warna berbeda. Jika berhasil diterapkan secara massal, inovasi para peneliti muda ini bisa menjadi contoh nyata bahwa solusi lingkungan bisa lahir dari ide sederhana di bangku sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun