Mohon tunggu...
Sahrudin 308
Sahrudin 308 Mohon Tunggu... Freelancer

Aku adalah pribadi yang menyukai tantangan dan kebebasan, terutama melalui aktivitas di alam terbuka. Naik gunung, berlari, dan berenang bukan hanya sekadar olahraga bagiku, tetapi juga cara untuk menemukan ketenangan sekaligus menguji batas diri. Semangat outdoor activities membuatku terbiasa menghadapi situasi penuh dinamika dengan fisik yang kuat dan mental yang tangguh. Di luar aktivitas fisik, aku memiliki minat besar pada topik-topik yang menyangkut kehidupan manusia dan masyarakat. Politik, sosial, ekonomi, psikologi, hingga hal-hal yang bersifat mistis menjadi ruang eksplorasi pikiranku. Aku senang menganalisis, berdiskusi, dan mencari keterhubungan antara hal-hal nyata dan yang tak kasat mata, karena bagiku, hidup selalu memiliki dimensi logis sekaligus spiritual. Perpaduan antara kecintaan pada alam, ketertarikan pada isu-isu serius, serta rasa ingin tahu terhadap misteri kehidupan membuatku terus belajar, berproses, dan berkembang—baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Takut Dengan Anies Baswedan

7 September 2025   21:00 Diperbarui: 6 September 2025   17:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi Takut Dengan Anies Baswedan.

Dalam percakapan yang terekam di podcast, muncul sentimen kuat bahwa Presiden Jokowi secara sadar berupaya menyingkirkan Anies Baswedan dari panggung politik nasional. Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, menegaskan bahwa Jokowi melihat Anies sebagai ancaman serius. Hal ini terutama tampak setelah mencuat kasus Formula E yang disebut Hasto sebagai bentuk kriminalisasi terstruktur. Ia menuding langsung bahwa langkah hukum tersebut merupakan perintah Jokowi, bukan murni inisiatif penegak hukum.

Kekhawatiran Jokowi terhadap popularitas Anies juga digambarkan secara gamblang. Hasto mengungkap percakapan pribadi dengan Jokowi, di mana Jokowi berkata, "Kalau Anies dipanggil KPK justru tambah terkenal." Ucapan ini menjadi bukti bahwa Jokowi cemas terhadap daya tarik politik Anies yang berpotensi merusak skenario kekuasaan keluarganya, termasuk langkah politik Gibran dan Bobby. Dalam konteks ini, Anies dipandang sebagai lawan politik yang tak boleh dibiarkan tumbuh bebas di tengah dinamika demokrasi.

Lebih jauh, sentimen yang dibangun Hasto menggambarkan adanya politisasi aparat hukum. KPK disebut digunakan bukan hanya untuk menjerat kader PDIP, tetapi juga untuk menekan Anies Baswedan. Hasto menilai, inilah desain besar Jokowi: menjadikan hukum sebagai alat kekuasaan demi membungkam lawan. Pola intervensi ini disebut mirip dengan mobilisasi kekuasaan di Pilkada, di mana partai coklat, dana ratusan miliar rupiah, dan intimidasi aparat dipakai untuk memastikan kemenangan pihak tertentu.

Dari sudut pandang ini, Jokowi dianggap bukan hanya berseberangan dengan PDIP, tetapi juga dengan konstitusi serta cita-cita demokrasi bangsa. Upaya menyingkirkan Anies menunjukkan bahwa Jokowi tak ingin ada figur alternatif yang bisa mengimbangi dominasi politiknya. Dengan demikian, inti dari narasi ini adalah: Anies Baswedan diperlakukan sebagai ancaman besar yang harus disingkirkan, bukan lewat kompetisi politik sehat, melainkan lewat kriminalisasi dan manipulasi hukum.

Sumber : https://youtu.be/rUHp53xY0eo?si=S6GJJpREWUabBpMI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun