Mohon tunggu...
Sahrudin 308
Sahrudin 308 Mohon Tunggu... Freelancer

Aku adalah pribadi yang menyukai tantangan dan kebebasan, terutama melalui aktivitas di alam terbuka. Naik gunung, berlari, dan berenang bukan hanya sekadar olahraga bagiku, tetapi juga cara untuk menemukan ketenangan sekaligus menguji batas diri. Semangat outdoor activities membuatku terbiasa menghadapi situasi penuh dinamika dengan fisik yang kuat dan mental yang tangguh. Di luar aktivitas fisik, aku memiliki minat besar pada topik-topik yang menyangkut kehidupan manusia dan masyarakat. Politik, sosial, ekonomi, psikologi, hingga hal-hal yang bersifat mistis menjadi ruang eksplorasi pikiranku. Aku senang menganalisis, berdiskusi, dan mencari keterhubungan antara hal-hal nyata dan yang tak kasat mata, karena bagiku, hidup selalu memiliki dimensi logis sekaligus spiritual. Perpaduan antara kecintaan pada alam, ketertarikan pada isu-isu serius, serta rasa ingin tahu terhadap misteri kehidupan membuatku terus belajar, berproses, dan berkembang—baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gibran Tak Paham Prosedur Organisasi ???

4 September 2025   20:21 Diperbarui: 3 September 2025   19:53 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam tradisi organisasi yang sehat, undangan resmi dari negara memiliki prosedur yang jelas:

1. Surat undangan resmi wajib ditujukan ke kantor pusat perusahaan (Gojek, Grab, Maxim, inDrive, dsb.), bukan sembarang individu. Surat harus berisi maksud, tujuan, serta agenda yang transparan.

2. Setelah itu, perusahaan atau asosiasi resmi yang berhak menunjuk siapa yang pantas mewakili---apakah ketua asosiasi, komunitas, atau driver berprestasi. Hak representasi ini mutlak milik organisasi, bukan perorangan.

Kesalahan Fatal Gibran

Sayangnya, yang dilakukan Gibran jauh dari standar etika organisasi: Ia tidak mengeluarkan undangan resmi secara kelembagaan.

Justru menghadirkan individu-individu yang tidak jelas legitimasi organisasinya, lalu diposisikan seolah-olah mereka adalah "perwakilan ojol se-Indonesia".

Setelah menuai kritik publik, barulah muncul klarifikasi yang semakin menunjukkan kelemahan koordinasi dan miskomunikasi.

Kesalahan ini bukan hanya soal teknis birokrasi, tapi juga memperlihatkan minimnya pemahaman Gibran terhadap tata kelola organisasi. Seorang wakil presiden seharusnya menjaga marwah kelembagaan, bukan melakukan pertemuan yang terkesan asal-asalan.

Dampak Politik

Tindakan ini menurunkan kepercayaan publik terhadap kapasitas Gibran sebagai pejabat negara.

Menimbulkan persepsi bahwa Gibran tidak serius membangun dialog dengan mitra strategis yang menaungi jutaan driver.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun