Banyak tujuan masyarakat ketika memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya ke kota besar seperti untuk mencari peruntungan/pekerjaan atau bahkan untuk melanjutkan pendidikannya. Kondisi kehidupan yang mungkin 180 berbeda tidak seperti di kampung dulu, harus jauh dari orangtua dan sanak saudara, gaya hidup yang cenderung lebih modern, tinggal di kos-kosan, bertemu dengan orang yang memiliki 1001 latar belakang, dan masih banyak kejadian-kejadian yang cukup mengesankan bagi orang yang pertama kali merantau.
Kehidupan anak kos cukup unik untuk diangkat, mengapa? Karena dari kehidupan anak kos kita dapat belajar cara bersosialisasi dengan orang-orang yang pertama kali kita kenal dan sama-sama sepenanggungan, yaitu jauh dari keluarga.Â
Disini juga dijarkan untuk cara berdisiplin, berhemat, dll. Tingkah laku anak kos pun tidak luput dari pengamatan, seperti membuang sampah. Menurut Wikipedia, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat berasal dari hewan, manusia, bahkan tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk zat padat, cair, maupun gas.
Sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan atau mudah membusuk seperti sisa-sisa makanan, sayuran, dedaunan kering, dsb. Sampah ini dapat diolah menjadi pupuk kompos. Sampah anorganik merupakan sampah yang susah untuk diuraikan misalnya plastik, botol, gelas, kaleng, dsb.
Seperti yang terjadi di salah satu kos-kosan di Jl. Abdul Hakim, Gg. Susuk IV. Kos-kosan tersebut dihuni yang mayoritasnya adalah mahasiwa namun pemandangan yang dapat dilihat disekitaran kos-kosan tersebut dapat membuat orang menggeleng-gelengkan kepala. Ya, sampah bertumpuk dimana-mana. Sampah tersebut berasal dari mahasiswa-mahasiswa yang membuang sampah ke tempat tersebut secara sembarangan baik disengaja maupun tidak. Tidak jelas apa alasan mereka membuang sampah ke area tersebut padahal tempat pembuangan sampah telah diletakkan di depan bangunan kos mereka.
Penumpukan sampah akibat perilaku yang terbiasa membuang sampah secara sembarangan dapat mengakibatkan pencemaran tanah. Unsur hara tanah yang berada di dalam tanah pun menjadi berkurang sehingga tanah menjadi tidak subur. Sungguh sangat disayangkan generasi muda bangsa ini justru berperilaku seperti itu, seperti tidak mendapat didikan dari dini.
Untuk menjaga lingkungan tidak harus dengan melakukan hal besar secara langsung tetapi dapat dimulai dengan hal kecil dahulu, seperti yang dikatakan orang-orang tua dahulu, gerakan perubahan itu dimulai dari hal kecil dahulu, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Semoga setelah Pembaca membaca artikel ini dapat merealisasikannya dalam kehidupannya sehari-hari, dan mengajak teman-temannya yang lain untuk tidak membuang sampah secara sembarangan lagi. Hidup mahasiswa! Hidup!
151201088