Ada luka dalam diri anak yang hanya bisa sembuh dengan kelembutan.
Salah satu anak menulis dalam jurnalnya:
“Kalau di rumah aku dimarahin, di kelas aku merasa lebih tenang. Terima kasih, Bu.”
Apa yang lebih indah dari itu?
Ketika kelas menjadi tempat aman, bukan ruang tekanan.
Kita bisa memilih: menghakimi atau memeluk.
Setiap anak adalah cermin dari cara dunia memperlakukannya.
Kalau mereka tumbuh dengan penghakiman, mereka akan membalas dengan kemarahan.
Tapi jika mereka tumbuh dengan pemahaman, mereka akan mekar dalam kasih.
Akhir Kata
Mari hentikan warisan pola lama yang penuh teriakan.
Mari kita beri tempat bagi keheningan, pelukan, dan kata-kata yang menyembuhkan.
Karena kadang, anak yang paling keras, hanya sedang sangat ingin didengar.
Tentang Penulis
Setia adalah guru SD, trainer hipnosis berlisensi, praktisi hypnomotivasi anak, dan terapis bersertifikat di bidang hipnoterapi. Ia percaya bahwa setiap anak bisa tumbuh lebih kuat dan bahagia saat dipahami dengan cinta. Kini ia aktif berbagi melalui kanal Sahabat Setia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI