Mohon tunggu...
Humaniora

Sehari Bersama Sahabat AlQur’an – Membangun Peradaban Islam

2 Januari 2016   23:19 Diperbarui: 2 Januari 2016   23:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penting sekali untuk membuat pertanyaan besar: WHY? Jawabannya adalah karena ummat sibuk dengan dunianya, lupa tuntunannya, sumbu pendek dan mudah sekali dipicu amarahnya oleh kepentingan media dan penguasa. Kita disibukkan agar tidak sempat untuk bersatu – kita dipecah belah agar tidak ada kekuatan jama’ah untuk melawan kemunkaran.

Rasulullah SAW bersabda, “Setelah aku wafat, setelah lama aku tinggalkan, umat Islam akan lemah. Di atas kelemahan itu, orang kafir akan menindas mereka bagai orang yang menghadapi piring dan mengajak orang lain makan bersama.” Maka para sahabat pun bertanya, “Apakah ketika itu umat Islam telah lemah dan musuh sangat kuat?” Sabda Baginda SAW: “Bahkan masa itu mereka lebih ramai tetapi tidak berguna, tidak berarti dan tidak menakutkan musuh. Mereka adalah ibarat buih di laut.” Sahabat bertanya lagi,“Mengapa seramai itu tetapi seperti buih di laut?” Jawab Rasulullah SAW, “Karena ada dua penyakit, yaitu mereka ditimpa penyakit al-Wahn.”

Membicarakan peradaban tentu kita tidak bisa berlepas diri dari pendidikan. Maka dimanapun sebuah peradaban ia akan bertahan selama ada pendidikan untuk mempertahankan peradaban tersebut. Di negara barat, baik sekuler ataupun komunis memiliki jam pendidikan dengan porsi yang cukup gemuk untuk materi-materi yang ada relevansi terhadap peradaban mereka (sekuler & komunis). Mari coba kita lihat ummat Islam di Indonesia, berapa jam porsi materi pendidikan agama Islam di sekolah umum?

Bagaimana mungkin peradaban Islam bisa dibangun jika mengandalkan sekolah formal yang ada sekarang? Kita saat ini sudah tertinggal dan hidup di bawah hegemoni barat: sains, teknologi modern, perekonomian – semua berkiblat di barat. Ummat kita masih penonton untuk saat ini. Padahal jika kita merujuk kepada sejarah Islam, kita pernah berjaya di masa lampau dan mampu mewarnai peradaban manusia di berbagai benua.

Kapan kejayaan peradaban Islam akan kembali? Apakah kita menunggu bangkitnya khilafah Islamiyah? Jika kita hanya menunggu dan menonton, lalu siapa yang menjadi pemain utama dari bangkitnya khilafah Islamiyah? Datangnya khilafah adalah sebuah kepastian, tapi kita tidak boleh hanya menunggu – kita harus ambil bagian!

Maka, pendidikan Islam dan berbagai kegiatan Islami sudah seharusnya memperoleh dukungan dari kita. Moral, tenaga, materiil dan apa saja yang mampu kita sumbangkan. Mari kita siapkan generasi-generasi Islam tersebut. Kita harus yakin, jika kejayaan Islam tidak hadir di zaman kita – pastikan anak cucu kita siap ambil bagian utama ketika Islam kembali jaya di zaman mereka.

Tulisan ini tentu tidak bermaksud menggurui – hanya mencoba menuangkan pemikiran yang sempat resah setelah diberikan percikan-percikan dari Sahabat Al Qur’an. Semoga menjadi catatan yang bernilai pahala bagi penulis dan memberi manfaat kepada pembaca.

Mohon dikoreksi jika terdapat kesalahan dan kekurangan, insyaAllah akan disambung kembali dalam tulisan yang lain.

Sumber : Sang Pena

Informasi tentang Yayasan Sahabat Al Qur’an bisa dilihat di sini:
Website: sahabatalquran.or.id
Email: info@sahabatalquran.or.id
HP: 085693225517 / 082113939343
WA: 089660335008

Donasi: 0067418697100 (Bank BJB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun