Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Money

Pendidikan Vokasi Indonesia Masih Jalan di Tempat?

12 November 2017   18:40 Diperbarui: 12 November 2017   18:50 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagian masyarakat faham atas  pentingnya pendidikan vokasi karena pendidikan tersebut berbasis kompetensi, dan pendidikan vokasi ini diperlukan untuk penyiapan tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

Era globalisasi menuntut generasi muda untuk mampu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta attitude nya dalam bingkai kompetensi bertindaknya untuk menyiapkan didalam persaingan SDM memasuki dunia Industri. Pendidikan vokasi Indonesia semestinya bisa membangun SDM Indonesia yang berdaya saing global karena pendidikan vokasi harus 70% waktu adalah di Industri dan 30 % ada di sekolah. Pengetahuan didapatkan melalui pembelajaran teoritis, yang terpenting adalah keterampilan juga harus diasah melalui praktik kerja dengan waktu 70% dari waktu pendidikan agar mendapat kompetensi bertindak.

Pemahaman Pendidikan vokasi untuk kaum muda merupakan pendidikan yang berorientasi pada kompetensi sehingga kaum muda berkemampuan untuk siap kerja sesuai dengan kompetensinya. Dengan demikian, kaum muda lulusan pendidikan vokasi harus mampu bersaing secara global karena fokus pada pengembangan Kompetensi dan teknologi aplikatif.

Pemerintah harus segera menuntaskan konsep pendidikan regulasi secara benar dengan petunjuk teknisnya, karena pendidikan vokasi di Indonesia masih beragam standar waktunya, sedangkan beberapa negara sudah menetapkan bahwa pendidikan vokasi durasi waktu praktek kerjanya adalah 70 % di industri dan 30% di sekolah agar menghasilkan lulusan yang betul-betul siap bekerja.

Saat ini pendidikan vokasi selama ini hanya dinilai sebagai pendidikan penunjang. Pendidikan vokasi itu seringkali dianggap sebagai pendidikan kelas dua, bukan yang utama. Orang tua di Indonesia khususnya mereka yang memiliki kultur timur lebih mengutamakan gelar.

Padahal pendidikan vokasi merupakan pendidikan utama didalam persaingan investasi saat ini. Tanpa pendidikan vokasi, berarti negara tidak dapat siap didalam mendidik calon tenaga kerja yang menarik arus investasi.

Pemerintah harus lebih fokus pada sekolah vokasi karena lulusannya  mempunyai kompetensi dan siap bekerja. Begitu juga model pembelajaran sekolah vokasi memiliki perbedaan dengan sistem pendidikan akademik, sekolah vokasi menekankan praktik kerja.

Pendidikan vokasional di negara-negara maju juga merupakan indicator berkualitasnya sumber daya manusia disana, seperi di Jepang, Tiongkok, Jerman, dan Belanda. Bisa diliat berbagai infrastruktur dan manufaktur di negara-negara maju tersebut di aplikasikan secara terukur, terstruktur, efisien dan massif.

Indonesia perlu lebih agresif didalam mengatur pendidikan vokasi agar pendidikan ini betul-betul memberikan manfaat pada kaum muda dari sabang hingga marauke yang sesuai potensi daerah dan iklim investasi saat ini, marilah kita segera berlari karena telah lama kita jalan di tempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun