Mohon tunggu...
Safri Ishak
Safri Ishak Mohon Tunggu... Administrasi - Safri Ishak

Saya lahir di Muntok Bangka tahun 1948, pensiunan IT, domisili Tebet Barat Jakarta, belajar menulis agar tambah kawan dan biar nggak cepat pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sungai Kampung Ulu, Riwayatmu Dulu

8 September 2011   13:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangutan Animation Designed and Created by Winry Marini © 2007

[caption id="attachment_133518" align="aligncenter" width="598" caption="BIG HOLE .... BIG DISASTER Great picture .... Great Environment Lost ..... From the album: Panorama D.I. Lensa by Fitra Jaya"][/caption] Tempat kelahiran saya kota Mentok di Kabupaten Bangka Barat adalah kota tua yang berdiri sejak berabad silam. Penjajah Belanda-lah yang membangun daerah itu, sekaligus menjadikannya sebagai kota pelabuhan. Melalui Pelabuhan Muntok di Mentok, hasil alam terutama lada putih Bangka yang begitu terkenal diangkut kapal-kapal Belanda menuju ke daratan Eropa. Melalui Pelabuhan Muntok pula timah yang digali dari bumi Bangka dikirim ke negara penjajah. Kami tinggal di Kampung Ulu sebelum Ayah mengajak kami merantau ke Jakarta pada tahun 1961, waktu itu umur saya 13 tahun. Tidak jauh dari rumah kami ada sungai kecil tempat kami berenang, memancing dan memanah serta menombak udang. Ada beberapa macam udang yang masih saya ingat, yang paling kecil udang lanji-lanji, kecil dan kulitnya transparant, untuk menangkapnya kami menggunakan jerat mirip lasso. Ujung jerat dibuat dari serat batang pisang, mirip benang, kemudian dibentuk seperti lingkaran dan diikat diujung lidi. Cara menangkap udang lanji-lanji adalah dengan menjerat mata-nya, bukan lehernya seperti me-lasso sapi, karena udang tidak ada lehernya .... he he. [caption id="attachment_133532" align="aligncenter" width="592" caption="Udang Lanji Lanji. Sumber http://www.visualphotos.com/image/1x8290992/freshwater_ghost_shrimp"][/caption] Kemudian ada udang pasir yang suka membenamkan dirinya kedalam pasir, cara menangkapnya, pertama-tama pasir dasar sungai kita susur dan dorong dengan kaki, kalau kena maka undang akan keluar dan pindah ketempat lain, lalu membenamkan diri kedalam pasir lagi, nah kalau kita sudah tahu tempatnya, gampang sekali untuk menangkap udang tersebut. [caption id="attachment_133537" align="aligncenter" width="590" caption="Udang Pasir atau Udang Tanah. Sumber: http://www.shrimpnow.com/mygallery/files/9/8/0/Pic_7238_7.jpg"][/caption] Ada lagi udang jerangkong, mirip udang satang atau udang galah, hanya ukurannya lebih kecil, kira-kira seukuran panjang jari tengah. Cara menangkap udang jerangkong adalah dengan menggunakan panah. Anak panah biasaya kami buat dari lidi nibung alias enau dan anak panah dibuat dari jari-jari sepeda. Kami tidak menggunakan busur, tetapi hanya menggunakan karet gelang, karet gelang dilingkarkan dijari jempol dan telunjuk tangan kiri, pangkal anak panah diletakkan di ujung karet, lalu ditarik dan kalau dilepaskan maka anak panah akan meluncur menuju sasaran. [caption id="attachment_133533" align="aligncenter" width="589" caption="Udang Jerangkong. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Woda-6_ubt.jpeg"][/caption] Udang yang paling besar di sungai kami adalah udang satang atau biasa disebut juga udang galah. Udang galah dapat dipancing, biasanya kami membuat pancing dari jarum pentul atau peniti yang dibentuk sebagai mata pancing, agak kecil agar bisa masuk kedalam mulut udang. Selain dipancing, udang satang bisa juga diserampang atau ditombak, serampang itu mirip trisula, cuma ukurannya lebih kecil, ayah yang membuat. Untuk menombak atau menyerampang udang satang, kita harus mengetahui dulu tempat bersembunyi udang satang berupa cerukkan dipinggir sungai. Kalau ada udang satang mula-mula yang kelihatan adalah sungutnya, kita tunggu sampai kepala udang satang keluar, diserampang lalu digoreng. Saya dan adik saya menangkap udang mulai dari bawah jembatan kampung Ulu sampai ke bawah jembatan ke arah pasar, kira-kira satu setengah kilo meter bolak balik. [caption id="attachment_133536" align="aligncenter" width="595" caption="Udang Satang atau Udang Galah. Sumber: http://www.jwsjptrading.com/images/products/shrimp/fresh-water-shrimp-scampi/scampi.jpg"][/caption] Kalau ikan yang saya ingat adalah ikan seredeng (bukan kepetek), ikan tanah, ikan belokoh, ikan belanak, ikan ketang-ketang, ikan belut dan ikan sembilang. Biasanya kami memancing ikan pakai aur dan menggunakan udang atau daging ikan sebagai umpan. Ikan seredeng badannya bening alias transparant. [caption id="attachment_133539" align="aligncenter" width="589" caption="Ikan Seredeng. Sumber: http://pro.corbis.com/images/DK016479.jpg?size=67&uid=d94e5eab-c228-4246-852d-84d40d3a7983"][/caption] Ada lagi ikan tanah mirip ikan hampala, ikan tanah ada dua macam ada yang polos dan ada yang belang belang, mirip ikan mas, ikan tanah biasa kami pelihara dalam kulah atau bak mandi dirumah sebagai ikan hias, kalau mandi bisa sambil lihat ikan tanah. [caption id="attachment_133544" align="aligncenter" width="589" caption="Ikan Tanah. Sumber: http://myfishtanks.info/wp-content/uploads/2009/07/1335_03_09_08_11_31_39.jpg"][/caption] [caption id="attachment_133545" align="aligncenter" width="588" caption="Ikan Hampala. Sumer: http://www.siamensis.org/sites/default/files/hampala_salweenensis.jpg?1287684764"][/caption] Ikan ketang-ketang badannya pipih dan berbentuk mirip piring, kulitnya kuning kehitam-hitaman dan ada totol-totol hitam, mulutnya kecil dan makannya sedikit-sedikit sehingga susah untuk dipancing. [caption id="attachment_133551" align="aligncenter" width="591" caption="Ikan Ketang Ketang."][/caption] Ikan sembilang mirip ikan lele, warna kulitnya lebih mulus dan merata tanpa bintik-bintik, badannya agak besar terutama kepalanya. Ikan ini paling banyak pada waktu musim hujan dan banjir, mungkin berkembang biak di anak sungai dan rawa di hutan, sehingga pada waktu banjir hanyut ke sungai. [caption id="attachment_133576" align="aligncenter" width="588" caption="Ikan Sembilang. Sumber: http://aburedza.files.wordpress.com/2011/03/sembilang.jpg"][/caption] Ikan belokoh mirip ikan malas yang pernah populer untuk menambah vitalitas, ikan ini suka bersembunyi dalam pasir dan paling gampang dipancing karena mulutnya lebar dan rakus, asal ada umpan langsung disambar. Dulu ikan belokoh ini kami buat pakan ayam, itik dan bebek manila, ikan dipotong-potong lalu disebar di tempat makan unggas tadi. Ikan belokoh ada dua macam, yang satu lagi ikan belokoh gantung, warnanya agak hitam, lebih kecil dan biasanya berada dekat permukaan air. [caption id="attachment_133571" align="aligncenter" width="587" caption="Ikan Belokoh atau Ikan Malas. Sumber: http://lh5.ggpht.com/fishspecies/RwYmkhgYkoI/AAAAAAAABWI/ztU79IY8phM/s800/marblegoby.jpg"][/caption] Kegiatan yang paling mengasikkan adalah mandi di sungai, hampir tiap sore setelah main bola, petak umpet atau galah panjang, kami mandi disungai bersama kawan-kawan. Faforit kami bagian sungai di depan Surau Kampung Ulu, dari surau ada anak tangga, lebar sekitar sepuluhan meter, lebih kurang belasan anak tangga, kemudian ada semacam pelataran yang biasa dipakai ibu-ibu mencuci pakaian. Kalau air surut kami melompat dari pelataran tersebut kedalam sungai. Ada lubuk atau bagian sungai yang dalam menjorok kebagian bawah pelataran, kami biasa menyelam melihat ikan di lubuk tersebut, kemudian berenang, main perang-perangan air dan lain-lain. [caption id="attachment_133523" align="aligncenter" width="591" caption="Mandi di sungai. Sumber: http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1283239501/mandi-di-sungai"][/caption] Sambil mandi, kami juga mengumpulkan buah karet yang hanyut untuk diadu, buah kemiri untuk diadu juga, dan buah gayam, direbus, enaaaak. Di musim air pasang kami melompat atau terjun kedalam sungai dari tembok depan surau atau dari jembatan dekat rumah Mang Kecap. [caption id="attachment_133663" align="aligncenter" width="588" caption="Biji Karet. Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_fKsCSCBReQY/TPzYp75HqCI/AAAAAAAAACM/gdUhXClGeqM/s1600/4.jpg"][/caption] [caption id="attachment_133582" align="aligncenter" width="598" caption="Buah Kemiri Utuh, Buah Kumbik (Mentok) Daging buah banyak digunakan untuk bumbu masak. Sumber photo dari Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Aleurites_moluccana"][/caption] [caption id="attachment_133586" align="aligncenter" width="589" caption="Buah Gayam. Masih muda, kalu sudah masak warna kulitnya kuning. Picture taken by Noviar Ishak, Mentok, December-2008."][/caption] Sudah lama sekali saya tidak pulang kampung, terakhir tahun 1964 bersama ayah, mudah-mudahan sungai Muntok masih seperti dulu, tapi saya tidak yakin, dengan adanya pembalakan liar dan tambang timah rakyat, entah bagaimana nasib sungai tersebut. Salah satu kawan main saya sekarang menjabat sebagai bupati Bangka Barat, mudah-mudahan beliau masih ingat kondisi sungai dulu dan punya niat dan usaha untuk melestarikannya. Amiiiin. Setelah hampir 45 tahun akhirnya saya dapat kesempatan pulang kampung pada bulan Maret 2009 bersama istri dan anak bungsu kami. Saya menyempatkan diri melihat sungai kampung Ulu tempat dulu saya mencari udang dan ikan, Masya Allah air sungai keruh mirip kopi susu. Saya tidak yakin apakah masih ada udang atau ikan yang bertahan hidup dalam air seperti itu. [caption id="attachment_133590" align="aligncenter" width="598" caption="Jembatan Sungai Kampung Ulu, Jerambah Mang Kecap. Picture taken by Winry Marini, Mentok Bangka, 07-Maret-2009."][/caption] Beberapa bulan kemudian tepatnya bulan February 2010 saya mendapat kabar bahwa kota Mentok dilanda banjir. Seingat saya  selama saya tinggal di Mentok waktu saya kecil dulu sungai kampung Ulu tidak pernah banjir. [caption id="attachment_133658" align="aligncenter" width="586" caption="Mentok Banjir, February-2010. From the album: "][/caption] [caption id="attachment_133660" align="aligncenter" width="586" caption="Mentok Banjir, February-2010. From the album: "][/caption] [caption id="attachment_133661" align="aligncenter" width="586" caption="Mentok Banjir, February-2010. From the album: "][/caption] Seperti biasa kalau ada musibah banyak tanggapan mengenai penyebabnya, mungkin karena pembabatan liar, mungkin karena penambangan liar, mungkin karena hulu sungai gundul, mungkin karena global warming. [caption id="attachment_133664" align="aligncenter" width="574" caption="Hulu Sungai Mentok, 2009. From the album: Hulu sungai Muntok by Radjulaini Yusuf"][/caption] [caption id="attachment_133666" align="aligncenter" width="574" caption="Sumber Media Indonesia SELASA, 27 JANUARI 2009 NO.10223 TAHUN XL, Halaman 17"][/caption] Yang pasti penyebabnya kita kita juga, dulu sungai yang jernih menjadi keruh, dulu banyak udang dan ikan sekarang sudah tiada. Pertanyaannya apakah kita bisa mengembalikan kondisi sungai seperti dulu lagi ???? Jawabannya perlu tindakan nyata, Alhamdulillah salah satunya sudah dimulai oleh Bangka Goes Green. Sunday, 12 June 2011 by Koran Tempo Keberhasilan Djohan Riduan Hasan mengolah lahan berpasir menjadi ladang perkebunan membuka mata sejumlah perusahaan tambang timah di Bangka. Mereka akhirnya bersepakat melakukan corporate social responsibility (CSR) berupa penghijauan. Pada 2008, dimulailah proyek Bangka Goes Green untuk menghijaukan tanah di Pulau Bangka yang telah menjadi lahan kritis akibat kegiatan penambangan. "Segenap jajaran birokrasi TNI-Polri hingga pelajar kami libatkan. Tanpa menyertakan mereka, mustahil program ini bisa berjalan," kata Djohan. Setiap pekan, puluhan proposal dari instansi, sekolah, ataupun perorangan masuk ke Bangka Botanical Garden. Mereka meminta aneka pohon berikut komposnya untuk menghijaukan halaman di sekitar mereka. Tak sedikit juga yang meminta benih ikan nila merah. "Saya berobsesi warga Bangka tak lagi bergantung pada ikan laut," ujar Djohan. Hongky Lay Listiyadhi, Ketua Bangka Heritage Society, menilai keberadaan Bangka Botanical dapat menjadi penyangga ekosistem di kawasan timur. Untuk kawasan barat, pemerintah daerah sengaja membangun kolam seluas 40 hektare untuk menjaga resapan air. "Tak cuma menjaga resapan air, ribuan pohon yang tumbuh juga menciptakan komunitas ekosistem baru. Ada burung bangau, belibis, dan king fisher," kata arsitek yang mempunyai hobi fotografi itu. Selain itu, dalam rangka Bangka Goes Green, menurut Hongky, susu produksi ratusan sapi perah di Bangka Botanical dibagikan gratis kepada murid-murid sekolah. Setiap sekolah mendapatkan jatah secara bergilir. "Jangka pendek untuk memperbaiki gizi anak-anak, juga membangun kultur baru senang minum susu," kata Hongky. [caption id="attachment_133672" align="aligncenter" width="602" caption="Sapi Susu Perah. Bangka Goes Green."][/caption] [caption id="attachment_133670" align="aligncenter" width="604" caption="Panen Raya Padi IR64 yang ditanam di Lahan Bekas TI Desa Kampung Jeruk. Added by Romald Yang Terbaik to the group "][/caption] [caption id="attachment_133671" align="aligncenter" width="605" caption="BGG bersama masyarakat desa bekerjasama melestarikan hutan kayu Pelawan (+/_10ha), karena sebagai mata pencaharian penduduk kampung sekitar dari hasil Madu Pahit yang terkenal di Bangka , beraneka binatang , Rusa , aneka burung , Mentilin , pelanduk , Napo "][/caption] BANGKA Goes Green adalah program CSR (Corporate Social Responsibilitu) PT BBTS (Bangka Belitung Timah Sejahtera) sebuah perusahaan yang menaungi sembilan perusahaan smelter di Provinsi Bangka Belitung. Program ini merespon ide berbagai pihak diantarnya dari Gubernur Babel Eko Maulana Ali dan Kapolda Babel Brigjen Iskandar Hasan. Selanjutnya program ini digarap dengan bekerja sama empat intansi Pemprov Babel, Polda Babel, Green Babel dan PT BBTS. Keterlibatan Johan Ridwan Hasan selaku Komisaris PT Donna Kembara Jaya sangat dominan. Ia mendapat kepercayaan dari sembilan perusahaan smelter yang bernaung di bawah PT BBTS untuk menggarap Bangka Goes Green. Lalu apa yang menjadi mimpi seorang Johan Ridwan Hasan terhadap ingin menjadikan Bangka seperti Pulau Phuket di Thailand pasca timah dan bagaimana pandangannya terhadap kondisi lingkungan Babel yang carut marut? Berikut wawancara wartawan Bangka Pos Group, Ismed HS dengan Johan di Bangka Botanical Garden di Kawasan Industri Ketapang, Pangkalbalam. More: Bangka Goes Green Salam. [caption id="" align="alignnone" width="125" caption="Orangutan Sumatra"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun