Mohon tunggu...
gadis shafira
gadis shafira Mohon Tunggu... Freelancer - lama ga nulis, dan ini semua tulisan lama. sowwy kalau ada bahasan yang aneh aneh hahahha

LOVE YOURSELF, LOVE MYSELF, PEACE

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiger Parenting Vs Elephant Parenting

20 Oktober 2019   22:19 Diperbarui: 20 Oktober 2019   22:38 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya parenting dalam setiap keluarga pastinya berbeda-beda tergantung dengan kebiasaan dan nilai-nilai dalam keluarga tersebut. Ada orangtua yang mengutamakan kedekatan antar anak dan orangtua, ada yang mengutamakan pendisiplinan dan kemandirian anak, ada juga yang menerapkan harus terus menerus menumbuhkan rasa hormat anak pada orangtua, dll.

Dari banyaknya gaya pengasuhan tersebut, tahukah ayah bunda tentang Tiger Parenting dan Elephant Parenting ? 

1. Tiger Parenting.

     Meskipun diberi nama Tiger Parenting bukan berarti dalam kepengasuhannya akan merepkan layaknya harimau saat bersama dengan anak harimau dalam kesehariannya. Istilah tiger parenting di ambil dari "tiger mother" oleh Amy Chua seorang penulis buku best seller " battle hymn of the tiger mother" dan juga sekaligus seorang professor hukum dari Yale University, Amerika. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Amy Chua mengistilahkan dirinya sebagai "The Tiger Mother" karena dalam budaya timur harimau merupakan lambang dari keberanian, dan kekuatan.

     Tiger parenting menerapkan aturan yang cukup ketat dan keras pada anak-anak, serta mengajarkan anak-anak untuk dilatih berkerja keras dan lebih disiplin sejak dini, agar saat dewasa sudah terbiasa akan kerasnya dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan. Sering kali kepengasuhan yang diterapkan pada tiger parenting ini lebih berpusat pada pendidikan, sehingga banyak ditemui anak-anak hasil pola asuh ini mempunya jadwal belajar yang amat sangat padat baik itu di dalam maupun di luar sekolah. Dituntut untuk belajar segala hal seperti tetap belajar tentang berbagai keterampilan dan seni tanpa mengkesampingkan subjek akademis, serta dituntut untuk mendapat nilai perfect dari keduanya. 

     Orang tua yang menerapkan pengasuhan tiger parenting ini mengaku bahwasannya mereka paham dan tau jika anak akan merasa tertekan, terbebani dengan segala pembekalan yang diberikan.  Mereka pikir tidak apa-apa akan dampak ini,  karena perasaan tertekan yang didapatkan oleh anak akan membuat anak menjadi seorang yang menjadi lebih kuat, tahan banting, tidak baperan, dan tidak cengeng saat sudah dewasa kelak.

     Jika dilihat sekilas tiger parenting ini hampir sama dengan pola asuh otoriter. Namun, menurut sebuah penelitan yang diterbitkan oleh Asian American Journal of Psychology tahun 2013, yang berisikan tentang hasil penelitian menggunakan sampel beberapa keluarga di Hmong ( sebuah suku di Asia Tenggara), Cina, Korea, bahwasannya tiger parenting ini merpakan gaya pengasuhan yang mencampurkan antara parenting asertif (tegas) dan parenting suportif. Jadi orang tua yang menerapkan tiger parenting ini tidak hanya bersikap otoriter dengan hanya mengirimkan anak untuk terus menerus belajar, dipaksa untuk mempelajari berbagai macam keterampilan, dituntut untuk mendapatka nilai bagus saja, tapi juga orangtua ikut serta dan ikut terlibat dalam hal-hal tersebut, bahkan tidak segan-segan untuk ikut mempelajari keterampilan tersebut bersama dengan anaknya.

2. Elephant Parenting

     Berbeda dengan tiger parenting yang tidak ada katannya sama sekali dengan harimau/macan, elphant parenting ini seperti halnya ibu gajah dimana orangtua selalu ada dan selalu menolong anaknya serta cenderung memanajakan.

     Seorang penulis yang berdomisilli di San Fransisco, Amerika Serikat, Priyanka Sharma-Shndar, menuliskan sebuah artikel dalam majalah America The Atlantic yang berisikan tentang kaitan cara gajah dalam mengasuh anak-anaknya dengan kehidupan manusia. Karna ternyata dalam pengasuhannya, ibu gajah akan melatih anaknya untuk jalan, menolong saat terjatuh dalam lumpur, menjemput anaknya jika tersesat dan menghilang, memandikan anak-anaknya, menggandeng anak-anaknya dengan ekornya, bahkan ibu gajah rela berkorban demi menyelamatkan anak-anaknya dari serangan predator.

     Elephant parenting ini adalah parenting dimana kita mengasuh anak kita layaknya ibu gajah yang membiarkan anak untuk menikmati masa kecil seperti halnya anak anak kecil yang penuh dengan kebahagiaan lainnya. Pada pola asuh ini orangtua tidak menuntut apapun dari anak termasuk tuntutan untuk menjadi dewasa sebelum waktunya. Bukan hanya  itu, Orangtua juga akan selalu ada disamping anak kapanpun itu dan selalu menolong anak selama anak membutuhkan bantuan. Karnanya elephant parenting ini membuat anak secara emosi menjadi lebih dekat dengan orangtua dan lebih megurangi kemungkinan tumbuhnya konflik antar orangtua dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun