Vandal atau vandalisme, adalah istilah atas tindakan yang terkait dengan perusakan tempat tempat dan properti publik dengan cara mencorat-coret, mengukir, atau dengan perlakuan lain.
Vandalisme selalu terkait konotasi negatif jika didengar kebanyakan dalam konteks harian. Apalagi dikuatkan oleh fakta bahwa 70% bahu jalan, trotoar, tembok dengan space kosong, selalu terisi dengan Corat coret atau lukisan yang entah kapan mereka -para oknum vandalisme- melakukannya.
Tidak jarang pengerusakan itu membuat sebuah papan informasi atau gambar himbauan menjadi hal konyol atau bahkan tidak lagi informatif.
Tapi lain lagi dengan street art 3d painting, bentuk lain dari vandal dengan selaput kreatifitas yang memukau.
Teknik 3d painting belakangan menjadi hal populer di kalangan seniman jalanan dengan jiwa murni dan keren mereka.
Menciptakan hal hal menakjubkan dari goresan spray, cat, bahkan kapur di atas jalanan atau tembok, menuangkan imajinasi terliar mereka dan membentuk rupa seakan apa yang mereka goreskan itu nyata.
3d painting membuat gambar yang diciptakan seakan timbul dan berbagai efek ilusi nyata. Tegak, berdiri, kadang terasa "dalam".
Tak semua bentuk vandal adalah konotasi negatif yang harus dapat cibiran dan kecaman, walau tak semua oknum vandalis adalah orang yang punya kreatifitas terarah dan berjiwa seni kelas tinggi seperti para seniman pencipta 3d street art.
Belakangan, 3d street art telah diminati oleh lebih banyak seniman Indonesia, dan oknum oknum pendidikan hingga  sponsor, mulai melirik bidang ini sebagai bidang yang punya potensi baik jika dikembangkan. Apresiasi masyarakat juga pemerintah, dirasa mulai menguat sejak 3d painting dilirik sebagai karya surealis atau naturalis yang dibawakan secara goresan namun terasa "nyata".
Sobat, kadang segala hal yang kita rasa adalah suatu hal yang buruk, bukanlah hal buruk bagi orang lain. Perspektif kita bukan final bagi pemikiran dan daya tampung ilmu kita. Tidak apa memiliki pendapat dan argumen, apalagi soal apa yang merusak dan apa yang dapat mewarnai hal yang kita rawat, namun, jangan menutup diri dari perubahan, bahwa ilmu terus berkembang, begitu juga seni.
Earth is just eh without art. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â