Pendukung mobilitas masyarakat, salah satu infrastruktur strategis di Kabupaten Bantul daerah selatan, kini telah memasuki tahap akhir. Jembatan raksasa  dengan panjang 1,9 kilometer ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah sekaligus memperhatikan kemudahan akses perjalanan para warga.
Pantauan saat saya berkunjung, progres pembangunan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan wilayah daerah sekitar Pantai Pandansimo dengan Kulonprogo sejalan dengan Jalur Jalan Lintas Selatan(JJLS) ini telah mencapai sekitar 98 persen. Pihak kontraktor dan pekerja lapangan terus menggenjot penyelesaian proyek jembatan, dengan target jembatan siap digunakan dalam waktu dekat di tahun ini.  Dari beberapa berita berkaitan tampaknya jembatan ini pernah ditargetkan untuk rampung di Bulan Ramadhan, akan tetapi ternyata pengerjaan bangunan belum sepenuhnya selesai. Memasuki  waktu lebaran di tahun ini jembatan belum bisa digunakan untuk rute mudik.
Para warga sekitar yang berprofesi sebagai  petani dan nelayan menyampaikan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari program peningkatan akses masyarakat pesisir, khususnya untuk memperlancar mobilitas warga dan mendukung sektor pariwisata serta perekonomian.
"Wilayah selatan Bantul, termasuk Pandansimo, kebanyakan itu profesinya sebagai  petani, nelayan, dan pedagang.  Saya berharap dengan terbangunnya jembatan ini bisa mempermudah kami dalam mencari rezeki kan nanti hasil tangkapan maupun panen kami bisa dijual ke Kabupaten sebelah maupun sebaliknya tanpa harus melewati Srandakan," jelas Budi  saat ditemui di lokasi. Hal tersebut menandakan kehadiran jembatan ini juga sangat dinantikan oleh warga sekitar. Selama ini, warga yang ingin menuju Pantai Pandansimo atau mengangkut hasil bumi harus memutar cukup jauh atau bergantung pada jembatan lama yang dinilai kurang memadai dan rawan rusak.
Pembangunan Jembatan Pandansimo memiliki keunikan dalam struktur desain bangunannya, mengingat wilayah Bantul pernah terdampak gempa besar pada 2006 silam. Disebabkan hal itu,desain jembatan ini mengutamakan struktur yang kokoh dan fleksibel menghadapi potensi guncangan gempa bumi. Menurut web binamarga.pu.go.id pembangunan jembatan ini menggunakan teknologi inovatif yang belum banyak diterapkan di Indonesia yaitu Teknologi Corrugated Steel Plate (CSP), Lead Rubber Bearing (LRB) dan Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall). Ciri Khas unik bentuk jembatan dalam penggunaan CSP yang berbentuk baja bergelombang pada struktur tengah jembatan lebih mudah dipasang sehingga lebih cepat dan dari segi biaya lebih hemat dibandingkan dengan penggunaan struktur beton konvensional. Â Penerapan LRB pada struktur berbahan baja di antara Pile Cap dan Pedestal untuk meredam energi gempa serta meningkatkan fleksibilitas struktur. Harapan pasti penerapan LRB dalam proses pembangunan jembatan sebagai pelindungan ekstra agar jembatan tidak mudah runtuh terutama dalam menghadapi gempa bumi.
Jembatan Pandansimo dirancang ramah bagi siapapun  dengan paving block khusus untuk masyarakat penyandang disabilitas. Kondisi terkini jembatan telah mengalami tahap finishing sehingga terdapat ornamen khas Yogyakarta berupa gunungan besar. Beberapa media sosial juga mengupload kondisi terkini yang telah terlihat indah saat percobaan lampu dihidupkan pada gunungan tersebut.
Jika tidak ada kendala, jembatan ini ditargetkan rampung sepenuhnya dalam beberapa pekan ke depan dan segera diresmikan penggunaannya. Pemerintah berharap, infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga menjadi bagian dari mitigasi bencana dan penguatan kawasan pesisir Bantul.
Dengan hampir rampungnya Jembatan Pandansimo, masyarakat setempat menyambut optimis. Perubahan besar yang akan terjadi, diharapkan mampu mengedepankan dalam mempercepat mobilitas, menghidupkan pariwisata selatan Yogyakarta, serta memberikan rasa aman berkat teknologi tahan gempa yang diterapkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI