Mohon tunggu...
Safira Arthamevia
Safira Arthamevia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FPK UNAIR

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sifat Perfeksionis, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

19 Juli 2022   22:13 Diperbarui: 19 Juli 2022   22:17 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Seseorang yang perfeksionis cenderung akan selalu menuntut hasil yang maksimal di setiap pekerjaan yang ia lakukan. Ia akan berusaha keras untuk dapat memperoleh hasil yang terbaik dengan meminimalisir kesalahan sekecil apapun. Perfeksionisme ini merupakan sebuah kepribadian yang akan bersikap sangat kritis terhadap sesuatu untuk mencapai standar kepuasan diri sendiri.

Orang dengan perfeksionisme akan selalu menuntut kesempurnaan. Tapi seperti yang kita tahu, tidak ada manusia yang sempurna. Mereka melalukan itu selain untuk mendapatkan kepuasan dari diri sendiri, juga untuk menyenangkan orang lain dan terkadang ingin mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Ia takut akan kritik dan tolakan orang lain. 

Sehingga saat menghadapi kegagalan atau tidak mencapai suatu standard tinggi yang ia buat sendiri, orang perfeksionis akan mengalami stress, cemas berlebih, dan tidak pernah puas.

Orang-orang yang perfeksionis akan cenderung lebih suka menyelesaikan tugasnya sendiri daripada bersama orang lain, contohnya tugas kelompok. 

Hal itu disebabkan karena mereka akan merasa kurang percaya dan kurang puas dengan hasil yang dikerjakan orang lain yang pastinya tidak sesuai dengan kriteria tinggi yang ia tetapkan sendiri. 

Selain itu, mereka terkadang akan teralihkan fokusnya ke hal-hal remeh yang seharusnya bisa lewati dan malah melupakan tujuan utama dari pekerjaan tersebut.

Menurut Hewit & Flett (1991) jenis perfeksionisme terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Self-oriented perfectionism: Seseorang yang menetapkan standar atau kriteria yang tinggi untuk dirinya sendiri dan semaksimal mungkin menghindari kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan agar tidak terjadi kegagalan

  • Other-oriented perfectionism: Seseorang yang menetapkan standar atau kriteria tinggi yang ia buat sendiri dan ditujukan untuk orang lain.

  • Socially prescribed perfectionism: Seseorang yang cenderung menganggap bahwa orang lain memiliki ekspetasi yang tinggi untuk dirinya.

Kepribadian ini dapat disebabkan karena orang-orang di lingkungan sekitar yang kurang menghargai pencapaian yang sudah kiita dapatkan dan seringkali membanding-bandingkannya denngan hasil orang lain yang lebih dari kita tanpa tahu usaha kita untuk dapat mencapai hasil tersebut. 

Tetapi selain itu juga ada penyebab orang menjadi perfeksionis seperti takut akan penilaian orang lain, gangguan mental seperti OCD, dan gangguan kecemasan lainnya. 

Orang yang telah mencapai suatu prestasi yang besar juga akan merasa tertekan untuk dapat melampaui prestasi sebelumnya. Hal itu bisa disebabkan orang itu sering mendapat pujian atas prestasinya ataupun selalu berusaha untuk memenuhi ekspetasi orang lain.

Ada berbagai macam ciri-ciri orang perfeksionis, berikut beberapa ciri tersebut:

  • Selalu berusaha sempurna di segala hal, contohnya dalam ujian saat mendapat 90 dari 100 ia akan tetap merasa kurang puas dengan hasil yang ia dapatkan dan berfikir bahwa ia seharusnya bisa mendapatkan hasil lebih dari itu.

  • Butuh pengakuan, secara tidak sadar terkadang orang perfeksionis haus akan pujian dan pengakuan dari orang lain bahwa dirinya bisa menyelesaikan suatu hal dengan hasil yang sempurna.

  • Seringkali terlalu kritis terhadap orang lain, terkadang orang perfeksionis akan terlalu sering mengomentari hasil orang lain karena menilai hasil orang lain dengan standar atau kriteria tinggi yang diciptakan diri sendiri.

  • Suka menunda pekerjaan, karena selalu menuntut hasil yang terbaik orang perfeksionis akan selalu menunda pekerjaan karena sudah merasa cemas terlebih dulu akan kegagalan sesuatu hal yang akan dikerjakan. Ia juga akan mudah terahlikan kepada hal remeh sehingga pekerjaan akan semakin lama selesai.

  • Selalu kepikiran atau merasa bersalah, apabila melewatkan suatu detail maka ia akan teringat akan detail kecil itu dan berfikir bahwa kesalahan kecil dapat menyebabkan suatu kegagalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun