Mohon tunggu...
safinatunnajah
safinatunnajah Mohon Tunggu... mahasiswa PGMI, Jurnalistik kelas B, NIM: 22104080038

Mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Palembang

Penghubung Sejarah dan Modernitas Palembang

27 Maret 2025   14:00 Diperbarui: 27 Maret 2025   14:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana Jembatan Ampera saat sore hari. Sumber gambar: dokumen pribadi

Palembang, Sumatera Selatan -- Jembatan Ampera, sebuah ikon yang tak terpisahkan dari kota Palembang, berdiri megah melintasi Sungai Musi, menghubungkan kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Lebih dari sekadar infrastruktur transportasi, jembatan ini menyimpan sejarah panjang dan makna mendalam bagi masyarakat Palembang.

Ide pembangunan Jembatan Ampera sebenarnya telah muncul sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1906, saat Wali Kota Palembang dijabat oleh Le Cocq De Ville. Namun, realisasi pembangunan baru terwujud pada tahun 1962. Awalnya, jembatan ini dinamakan "Jembatan Bung Karno" sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden Soekarno yang dianggap berjasa mewujudkan impian warga Palembang untuk memiliki jembatan di atas Sungai Musi.

Namun, pada tahun 1966, terjadi pergantian nama menjadi "Ampera" yang merupakan akronim dari amanat penderitaan rakyat. Nama ini dipilih untuk mengenang perjuangan rakyat dalam menghadapi masa-masa sulit pada era tersebut.

Jembatan Ampera memiliki panjang total 1.117 meter dan lebar 22 meter. Tinggi menara jembatan mencapai 63 meter dari permukaan tanah, sementara jarak antar menara sekitar 75 meter. Pada masanya, jembatan ini bahkan menyandang predikat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Salah satu keunikan jembatan ampera adalah bagian tengahnya yang dapat diangkat. Pada awalnya, bagian tengah jembatan ini dirancang untuk dapat diangkat agar tiang kapal besar dapat melintas di bawahnya. Namun, aktivitas ini sudah tidak dilakukan lagi sejak tahun 1970-an karena dianggap mengganggu arus lalu lintas.

Jembatan Ampera bukan hanya sekadar penghubung dua kawasan, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan modernisasi Kota Palembang. Keberadaannya telah memberikan dampak positif bagi perekonomian dan mobilitas masyarakat.

Selain itu, Jembatan Ampera ini juga menjadi daya tarik wisata yang popular. Keindahan jembatan ini, terutama pada malam hari dengan lampu-lampu yang menghiasi, selalu berhasil memukau pengunjung. Banyak wisatawan yang datang untuk mengabadikan momen di ikon Kota Palembang ini.

Sebagai ikon kota yang bersejarah, Jembatan Ampera memerlukan perawatan dan pelestarian yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Palembang secara rutin melakukan perawatan dan perbaikan untuk menjaga kondisi jembatan agar tetap kokoh dan indah.

Upaya pelestarian juga dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar jembatan dan melarang aktivitas yang dapat merusak struktur jembatan. Upaya pelestarian ini melibatkan tidak hanya pemeliharaan fisik jembatan, tetapi juga pendidikan dan kesadaran akan nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya, sehingga setiap generasi dapat memahami dan menghargai pentingnya Jembatan Ampera bagi kota mereka.

Hingga kini, Jembatan Ampera tetap menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai saksi bisu perjalanan sejarah kota Palembang.

Di era modern, Jembatan Ampera terus berbenah. Pemerintah Kota Palembang terus melakukan perbaikan dan mempercantik tampilan jembatan untuk menarik minat wisatawan. Selain itu, kawasan di sekitar Jembatan Ampera juga ditata menjadi ruang publik yang nyaman bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Palembang Selengkapnya
Lihat Palembang Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun