Terdapat cara yang dapat kita lakukan untuk membentuk kesehatan mental dengan melalui ilmu keagamaan, yaitu:
1. Menanamkan Kesadaran untuk Melaksanakan Ibadah
Pelaksanaan ibadah yang dapat dilakukan seperti shalat berjamaah, berdzikir, membaca Al-Qur'an, yang biasanya dilaksanakan di tempat ibadah seperti masjid, mushola dan lainnya.Â
Dengan melaksanakan ibadah dapat berperan dalam pembinaan dan penyempurnaan kesehatan mental remaja. Ibadah tersebut yang nantinya akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.Â
Semakin banyak seseorang melaksanakan ibadah, maka akan semakin tertanam kepercayaan kepada Allah SWT yang membuat jiwa seseorang menjadi tenang dan tentram.Â
Apabila remaja dapat memahami kegiatan ibadah yang mereka lakukan, maka ibadah tersebut mampu membimbing mereka menghadapi setiap masala yang sedang dihadapi, sehingga mereka akan cenderung memiliki kesehatan mental yang baik. Dengan melaksanakan ibadah, mampu meningkatkan kesehatan mental remaja, khususnya membentuk kecerdasan sosial dengan lingkungan.
2. Menanamkan Sikap Syukur
Menurut Petrocchi dan Couyoumdjian (2016) orang yang memiliki rasa syukur merupakan faktor pelindung terhadap kesehatan mental karena secara signifikan rasa syukur terhubung ketingkat yang lebih rendah dari perasaan tidak mampu dan rasa percaya diri.Â
Menanamkan rasa syukur akan mendorong seseorang untuk selalu sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan adalah rahmat yang didatangkan oleh Allah SWT.Â
Dengan adanya rasa ini kesadaran secara spiritual seseorang akan meningkat sehingga dapat membantu seseorang dalam mengontrol perasaan dan pemikiran yang positif. Memiliki pemikiran yang positif dapat melindungi seseorang dari gangguan mental. Memiliki rasa syukur juga cenderung mencerminkan seseorang memiliki sifat baik dan pikiran yang positif.Â
Rasa syukur sangat diperlukan untuk dapat memahami perasaan, dukungan dan kasih sayang terhadap diri mereka sendiri saat mereka mengalami frustasi dan kemunduran dalam kehidupan.Â