Kalau Swan Lian penulis paling tua, Frans Kowa yang termuda. Terpengaruh tetangganya, Â Yap Ban Jun di Toko Buku Kurnia di timur pintu kereta, Frans Kowa tinggal di toko sembako barat pintu depan Pasar Pon.
Mengadu nasib di Jakarta dan terdampar di majalah remaja Hai. Reportasenya yang menggemparkan adalah tulisan pengalamannya keliling Jakarta dengan naik sepeda. Lalu kerja di Litbang Kompas, menjadi penerjemah dan editor beberapa buku.
Itulah "Empat Sekawan" penulis keturunan Tionghoa dari Purwokerto. Oey Swan Lian, Liong Njuk Hie, Yap Ban Jun dan Frans Kowa. Hanya Ahi yang tidak merantau, betah tinggal di  Purwokerto sampai dipanggil Bapa terlebih dahulu. Mamun karya-karya tulisan terbang kemana-mana untuk dibaca orang. Selamat jalan Mas Ahi semoga diterima di sisi Bapa. Amin, RIP.
*Diolah dari berbagai sumber