Mohon tunggu...
saepul bahri
saepul bahri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal, bernyanyi, bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Resiko Berbisnis dalam Berternak Kambing

7 Oktober 2025   00:48 Diperbarui: 7 Oktober 2025   00:48 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadapi Resiko dalam berbisnis

Usaha ternak kambing domba merupakan salah satu sektor agribisnis yang menjanjikan di Indonesia. Permintaan daging kambing dan domba meningkat setiap tahun, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Idul Adha. Namun, di balik potensi keuntungannya, bisnis ini juga memiliki berbagai risiko yang dapat memengaruhi keberhasilan usaha.

Memahami dan mengelola risiko sejak awal sangat penting agar peternak dapat mengantisipasi kerugian dan menjaga stabilitas bisnis dalam jangka panjang.

1. Risiko Produksi
Risiko produksi adalah risiko yang berkaitan langsung dengan proses pemeliharaan kambing dan domba.
Contoh risiko:
- Penyakit dan kematian ternak, seperti scabies, cacingan, pneumonia, atau diare.
- Kualitas pakan menurun, akibat iklim cuaca ekstrem atau pasokan bahan baku yang terbatas.
- Kesalahan mengatur kandang, seperti ventilasi buruk atau sanitasi yang tidak terjaga.
Dampaknya: penurunan berat badan ternak, peningkatan biaya perawatan, bahkan kematian massal.
Solusinya: vaksinasi rutin, menjaga kebersihan kandang, karantina ternak baru, dan konsultasi dengan dokter hewan.

2. Risiko Pasar
Risiko pasar berhubungan dengan ketidakpastian harga dan permintaan.
Contoh risiko:
- Fluktuasi harga jual kambing dan domba di luar musim kurban.
- Persaingan harga dengan peternak lain atau pemasok dari luar daerah.
- Perubahan preferensi konsumen, misalnya beralih ke daging ayam atau sapi.
Dampaknya: keuntungan menurun atau stok ternak menumpuk.
Solusinya: diversifikasi produk (seperti pupuk organik dari kotoran ternak), memperluas jaringan pemasaran, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan tetap.

3. Risiko Keuangan
Risiko ini muncul ketika arus kas usaha tidak seimbang atau modal kerja terganggu.
Contoh risiko:
- Keterlambatan pembayaran dari pembeli.
- Kebutuhan dana tambahan untuk pakan saat harga naik.
- Kesalahan pencatatan keuangan atau pengelolaan modal.
Dampaknya: kesulitan membeli pakan, gangguan operasional, hingga gagal panen ternak.
Solusinya: membuat laporan keuangan rutin, menyiapkan dana darurat, dan memanfaatkan lembaga keuangan mikro atau koperasi.

4. Risiko Lingkungan dan Sosial

Faktor lingkungan dan sosial juga bisa memengaruhi kelancaran bisnis peternakan.
Contoh risiko:
- Cuaca ekstrem yang menyebabkan ternak stres atau sulit mencari pakan hijauan.
- Bau dan limbah kandang menimbulkan keluhan warga sekitar.
- Pencurian ternak di area peternakan terbuka.
Dampaknya: hubungan sosial terganggu, kehilangan ternak, atau citra usaha menurun.
Solusinya: mengolah limbah menjadi pupuk organik, menjaga kebersihan area, dan meningkatkan sistem keamanan (pagar, CCTV, penjaga malam).

Bisnis ternak kambing domba tidak lepas dari berbagai risiko, mulai dari produksi hingga pasar. Namun, dengan manajemen risiko yang baik---meliputi pencegahan, pengawasan, serta evaluasi berkala, peternak dapat menekan potensi kerugian dan meningkatkan profitabilitas.
Kunci utama keberhasilan ada pada kedisiplinan, pencatatan yang rapi, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar dan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun