Bandung, 9 Juli 2025 -- Pemerintah Kota Bandung kembali menjadi sorotan setelah volume sampah yang menggunung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Baladewa, Cicendo, memicu kekhawatiran warga. Kondisi TPS yang tidak tertata dan melebihi kapasitas dalam beberapa hari terakhir telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat dan media sosial.
Menanggapi keluhan tersebut, Pemkot Bandung bergerak cepat. Wali Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar rapat koordinasi darurat bersama beberapa perangkat daerah, termasuk Dinas PUPR dan Satpol PP, untuk merumuskan langkah strategis jangka pendek dan panjang. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjawab keresahan warga serta menjaga kebersihan dan estetika kota.
Salah satu kebijakan cepat yang diambil adalah melakukan penataan ulang TPS Baladewa, termasuk pengaturan alur keluar-masuk armada angkut sampah agar lebih efisien. Selain itu, DLH mengerahkan tambahan petugas kebersihan dan kontainer sampah guna mengurangi penumpukan.
Namun, Pemkot tidak berhenti pada solusi sementara. Dalam jangka menengah hingga panjang, Wali Kota Bandung merencanakan penambahan unit insinerator (alat pembakar sampah ramah lingkungan) untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembuangan akhir yang selama ini menjadi beban utama TPS-TPS di kota Bandung. Teknologi ini dinilai mampu mempercepat penguraian sampah organik dan non-organik dengan emisi yang dikendalikan sesuai standar lingkungan.
"Penanganan sampah tidak bisa hanya bergantung pada TPS. Kita harus mendorong inovasi teknologi dan penguatan kolaborasi masyarakat," ujar Kepala DLH Kota Bandung, Yayan Rasyad. Ia menambahkan bahwa edukasi kepada warga tentang pemilahan sampah dari sumber juga akan kembali digalakkan melalui program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan).
Pemerintah Kota juga akan mengevaluasi zonasi dan kapasitas seluruh TPS di Bandung. TPS yang sudah tidak layak atau rawan konflik sosial akan dipindahkan atau direvitalisasi agar lebih sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Program "TPS Tematik", yaitu pengelolaan sampah berbasis komunitas dan edukasi, juga menjadi salah satu terobosan yang akan dilanjutkan dan diperluas di berbagai kecamatan.
Langkah-langkah tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pegiat lingkungan dan akademisi. Dosen Teknik Lingkungan ITB, Dr. Rina Hartati, menyatakan bahwa pendekatan multipihak yang diterapkan Pemkot Bandung sudah sejalan dengan prinsip tata kelola sampah berkelanjutan. "Tantangannya ada di konsistensi dan komitmen jangka panjang," ujarnya.
Masyarakat pun diimbau untuk tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi aktif berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan dan ikut memilah sampah dari rumah.
Dengan kombinasi aksi cepat, kebijakan terukur, dan dukungan masyarakat, Kota Bandung diharapkan mampu mengatasi persoalan sampah yang selama ini menjadi momok, sekaligus membangun kultur urban yang bersih dan sehat menuju Bandung yang lebih baik.