Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bagaimanakah Seharusnya Pendidikan Kita?

3 Agustus 2016   22:23 Diperbarui: 3 Agustus 2016   22:31 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: berita.suaramerdeka.com

Fenomena secara umum generasi muda Indonesia sangat mengkwatirkan, tidak hanya dari sisi kualitas berfikirnya namun juga dari sisi prilaku atau etitute. Jika kita mengamati secara umum rata rata generasi muda saat ini terkesan rileks dan belum menunjukkan pentensi kecermalangan sebagai generasi masa masa depan. Tekanan budaya yang begitu deras seiring dengan kemajuan teknologi dan informatiak telah mampu menciptakan ruang maya tanpa batas bagi pemikiran generasi muda. 

Jika kita amati secara cermat, dari satu teknologi ponsel saja dengan teknologi androidnya, banyak pilihan untuk melakukan apa saja tanpa harus ada proteksi atau rintangan, bahkan dapat dinikmati dan kendalikan tanpa batas ruang dan waktu. Pilihan pilhan situs posisitif relatif lebih banyak dibandingkan yang negatif, namun dalam kenyataanya generasi muda lebih memilih situs situs yang ringan dan menghibur bahkan mengarah pada penyimpangan pemikiran dan prilaku hingga pada asusila.

Teknologi android yang berbasis jaringan internet tersebut rata rata disalah gunakan untuk hal hal yang tidak ada kaitanya dengan kebutuhan hidup generasi muda. Kasus kasus pelecehan seksual hingga asusila yang mendera pelajar mulai dari SD-Mahasiswa tidak terlepas dari penyimpangan penggunakan teknologi berbasis internet tersebut. 

Di dalam pendidikan akademis khususnya di kampus kita sangat sulit menyumpai mahasiswa yang selalu bersama buku buku sebagai bahan bacanaan. Di kendaraan remaja kebanyakan remaja disibukkan oleh poselnya demikian halnya pada saat saat bejalarpun masih tergoda dan mengoptimalkan ponselnya sebagai perhatian serius dibandingkan pelajaran atau mempersiapakan cita citanya.

Tekanan selanjutnya bagi generasi muda adalah?hadirnya media elektronik yaitu TV dengan berbagai tayangan yang mengarhkan pada generasi muda untuk rileks, tidak perlu bekerja keras dan sungguh sugguh dalam hidupnya. Lebih parah lagi, tayangan tayangan TV tersebut bercerita fiktif dan cenderung berbau romantis dan apatis. 

Tayangan yang demikian jika berulang ulang dilihat dan didengar akan mampu merubah prilaku generasi muda bahkan cara berfikirnya. Nasip generasi  muda Indoensia secara umum sangat mengkwatirkan, jika kita saksikan ada prilaku generasi muda/pelajar/mahasiswa yang tidak lagi mengedepankan moralitas dan cara berfikir positifnya. 

Lalu apakah sebenarnya yang ingin di hasilkan dari berbagai pendekatan kurikulum pendidikan Indonesia?apakah hanya ingin menciptakan/melahirkan SDM yang siap untuk di akses tempat kerja atau ingin menciptakan/melahirkan SDM yang berkualitas baik secara akademis dan moral? Berdasarkan realita dilapangan menunjukkan, bahwa output dari kurikulum Indonesia baru mengarah pada pencapaian nilai akademis dan itupun banyak berbagai masalah di dalamnya, mulai dari jual beli soal dan transaksi penerimaan calon siswa dan mahasiswa. 

Pendidikan Indonesia belum menyentuh hal hal yang esensial dan pondasional. Porsi dan waktu pengajaran banyak di habiskan hanya untuk penguatan hard skill (kecakapan akademis), sementara untuk penguatan dan pengembangan soft skill masih sangat lemah, padahal soft skill merupakan kekuatan utama generasi muda dalam menjalani masa depanya yaitu dengan kekuatan mental dan kemampuan leadershipnya yang matang. 

Padahal dalam keyataanya hard skill belum mampu senuhnya menjawab berbagai masalah dalam kehidupan karena hanya bersifat teknis, sementara masalah dan tantangan hidup masih banyak berbau non teknis (masalah hidup dan bagaimana menghadapi dan memecahnkanya) baik di lingkungan keluarga dan lingkungan kerja. Perpaduan antara kemampuan hard skill dan soft skill menjadi kebutuhan mendasar ke depan, oleh karena itu pemerintah harus meninjau ulang konsep/kurikulum yang ada saat ini. Namun demikian, pengaruh pengaruh yang menyebabkan melemahnya berfikir dan mentalitas generasi muda harus menjadi perhatianserius pemerintah terutatam pengaruh media dan informasi dan teknologi yang menyimpang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun