Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Paradigma Baru Penanganan Sektor Pertanian

15 Februari 2019   14:26 Diperbarui: 15 Februari 2019   16:09 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.pertanian.go.id

Persaingan pasar dunia terkait pangan dan energi tidak hanya terkait penguatan daya saing baik kualiatas produk, kemasan dan harga namun terkait langsung dengan seberapa kuat mampu menyedianakan sumber-sumber pangan dan energi dalam jangka panjang. Sering dengan perkembangan teknologi berbagai sektor telah berbenah untuk menjadikan negara lain sebagai kompetitor terutama pada saat pasar bebas sudah terjadi pada saat sekarang. 

Luasan geografis dan besarnya potensi sumberdaya yang ada tidak lagi menjadi modal utama dan penting dalam menghadapi situasi dunia saat ini, namun sejauh mana penguasaan teknologi yang akurat dalam rangka menghasilkan teknologi yang unggul, adaptif dan mudah diaplikasikan menjadi faktor penting pada saat ini dan dimasa mendatang.

Tidak hanya bicara soal aspek hulu, faktor penting berikutnya adalah bagimana mendesain sektor hilir secara komprehensip terutama  pasca panen, akses pasar dan pengusaan pasar.

Penguasaan teknologi merupakan faktor determinan dalam upaya meningkatakan aspek kuantitas dan kualitas namun harus seiring dengan penguatan aspek hilir. Saat ini di Indonesia orientasi hulu belum bersinergi secara mantap dengan orientasi sektor hilir, sehingga dampak kehadiran teknologi belum berpengaruh nyata dengan tingkat pendapatan petani yang signifikan, tidak hanya diakibatkan oleh penguasan lahan petani yang rendah namun pengorganisasian sektor hulu dan hilir masih belum maksimal sehingga sektor peryanian dan prilakunya beum efektif dan efisien.

Untuk itu itu perlu gagasan dan paradigma baru, bahwa sektor pertanian tidak hanya berorientasi penimngkatan produksi (given teknologi), namun perlu atraktatif dalam pengusaan pasar dan perluasan pasar, tentu didalamnya perlu perubahan perilaku petani dan kuatnya kelembagaan petani yang didorong oleh regulasi pemberdayaan.

Petani harus diberikan ruang luas untuk menentukan pilihan-pilihan usaha taninya namun mereka harus menjadi aktor utama pembangunan bukan sebaliknya. Untuk itu dalam upaya menghadapi berbagai kemungkinan tantangan pembangunan dan kuatnya persaingan antar negara, Indonesia harus mengambil sikap cepat dalam membenahi perilaku pengelolaan sektor pertanian.

Pertama, penguasaan teknologi tidak hanya beroreintasi pada peningkatan kuantitas hasil, namun sudah harus mengarah pada efektivitas dan efisiensi teknologi dengan dukungan pengembangan/diseminasi secara meluah hingga menjangkau seluruh masyarakat. Kedua, Regenerasi SDM sektor pertanian menjadi perhatian penting dan mendesak, dengan cara menempatkan SDM-SDM unggul pertanian pada bidangnya baik hulu dan hilir secara proporsional, sehingga tidak ada gab/kesenjangan.

Ketiga, penguatan kelembagaan petani tidak hanya bertumpu pada penguatan keorganiasain, namun juga pada kapasitasa building mereka termasuk dalam hal penguasaan teknologi, akses pasar dan kemampuan pengelolaan pasca panen yang efektif dan efiesien. Empat, perlunya sinergisitas antara Kementerian terutama  dengan Kementerian perdagangan dan PU.

Empat hal tersebut merupakan langkah penting agar perjalanan sektor pertanian Indoensia tidak linier ditengah persaingan dunia yang semakin mencuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun