Mohon tunggu...
Sadra Munawar
Sadra Munawar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Samar Kilang Punya Siapa?

7 September 2018   08:42 Diperbarui: 7 September 2018   09:01 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Suatu sore dengan secangkir kopi diatas meja yang terbuat dari kayu jati, terdengar bisikan yang bisa di anggap serius tak serius, saya hampiri mereka yang sedang berbincang hangat setelah saya memastikan sudah tidak menerima telepon lagi.

Kehangatan dalam duduk diskusi sembari menyeruput kopi Arabika Gayo yang disediakan oleh barista yang menurut saya dirinya sudah layak mendapat sertifikat tingkat nasional itu sudah menenangkan pikiran dan membuat kecerdasan otak bagai meningkat seratus delapan puluh derajat dari biasanya, karena nikmat sajian kopi yang sudah tinggal setetes itu di gelas sedari tadi di hadapan saya.

Sejurus kemudian pikiran saya tertuju kepada sebuah negeri yang jauh di balik berbukitan, ditengah rimba dan hutan alami yang sudah sejak lama hasil dari hutan tersebut di kebiri, di sakiti oleh tangan-tangan yang tidak suci malah wajib di maki, itulah negeri yang dari dalamnya saya melihat arti dari kehidupan sejak 1997 lalu.

Semenit lewat, teman yang berbalas kata
saya tadi sudah hilang di balik pintu caffe tempat kami biasa menghabiskan malam siang bahkan bisa-bisa kami duduk di tempat yang sama pula berbincang-bincang hingga mentari tak tampak lagi oleh kami seharian penuh.

Apa kabar negeri ku?, Tanyaku dalam batin, sudahkah layak engkau disebut bagian dari Indonesia?, Sudah layakkah masyarakat yang hidup di dalam mu mendapat
yang sudah 73 tahun lamanya?, Apakah negeri ini layak di katakan merdeka?, Pertanyaan itu selalu menggerutu pada otak kanan dan kiriku, hampir tak tersisa untuk memikirkan hal lain.

Dahulu negeri ku yang orang-orang menyebutnya secara umum adalah Samar Kilang, tanpa mereka diluar sini mengetahui bahwa itu adalah nama kemukiman pada kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah itu, sedikit saya akan menjelaskan : Di kecamatan Syiah Utama itu ada dua kemukiman yaitu Kemukiman Pantan Senie dan Kemukiman Samar Kilang, kemudian ada 14 Kelurahan atau Desa, diantaranya Desa Tembolon, Rusip, Wih Ni Durin, Kutelah Lane, Uning, Goneng, Pasir Putih, Rata Mulie, Payung, Belang Panu, Kerlang, Gerpa, Tempen Baru dan Gerutu Jaya.

Desa yang apabila anda datang ke sana tidak akan tersesat mengapa karena jalan disana adalah jalan ahir karena buntu, jangan khawatir saat anda sudah sampai di ujung jalan anda akan dapat menikmati tawaran wisata alam bebas yang tidak beracun juga bebas hama, yang ada adalah keindahan sungai Jambu Aye dan perbukitan Samar Kilang, yang sebentar lagi akan terlihat gundul oleh perlakuan oleh insan yang tidak pernah sehat dalam akalnya.

Perlakuan yang merugikan orang banyak itu seperti ada pembiaran begitu saja, saya tidak mengetahui apakah pemerintah tau, atau tidak, atau tau namun pura-pura buta dan tuli, Wallahhua'lam Bissawaf.

Sebelum anda menuju ke Samar Kilang anda akan melewati jalan yang tidak pernah ada bagusnya, karena musim penghujan aspalnya akan mencair apabila musim panas aspalnya akan berdebu dan penuh penderitaan melewatinya, anda harus sabar, apabila anda tidak sabar, artinya anda kalah dalam bersabar dengan Kami orang Samar Kilang.

Samar Kilang saya kira punya kami, tapi apakah Samar Kilang masih dalam ruang lingkup peta Indonesia, Aceh, Bener Meriah, jika ia, anda telah ingkar wahai pemimpin bangsa, anda telah berdusta untuk mengatakan sanggup dalam sumpah jabatan anda yang patuh kepada undang-undang.

Saya akan bertanya sekali lagi, Samar Kilang punya Siapa??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun