Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Darah Esok Pagi

13 November 2017   05:32 Diperbarui: 13 November 2017   05:35 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pecah sudah teriak kami 

juang kembali pulang 

peluru-peluru melaju ke wajah 

panji-panji terbang di atas kepala

di jalan ada tangis darah 

senapan beracun membius telinga 

hei tuan besar berdasi..

ingat teriak sorak sorai di seberang jalan 

Tuhan tak perlu menjeling 

Kami kejalan sebelum petang 

Matahari terlambat menghadang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun