Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Agar Pandemi Tidak Meninggalkan Trauma pada Anak (1)

4 April 2020   09:11 Diperbarui: 4 April 2020   09:43 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain fisik, kesehatan mental anak-anakpun harus dijaga selama masa pandemi berlangsung (doc.rwjbh.org/ed.Wahyuni)

Di tengah pandemi Covid-19, yang berpotensi traumatis dan menyebabkan rutinitas kehidupan yang dijalani terganggu, banyak orangtua bertanya-tanya bagaimana periode isolasi yang penuh ketidakpastian ini akan mempengaruhi kesehatan mental anak-anak mereka.

"Selama periode (isolasi wabah) ini yang paling dibutuhkan anak-anak dari kita adalah merasa aman, dicintai, dan dilindungi." Kata Genevieve von Lob, seorang psikolog dan penulis buku 'Happy Parent, Happy Child' sebagaimana dituturkannya pada HuffPost.

Berikut ini adalah kiat-kiat yang dipaparkan para ahli untuk menjaga kesehatan mental anak di tengah berlangsungnya pandemi sebagaimana dilansir laman HuffPost (1/4/2020).

Buatlah Rutinitas Baru

"Konsistensi dan struktur yang jelas akan sangat menenangkan selama menjalani masa yang ketidakpastian dan sangat menekan psikis ini."Kata von Lob,"Jadi, buatlah jadwal yang cocok untuk anda dan keluarga untuk memastikan waktu makan yang teratur serta kapan harus tidur dan bangun yang konsisten."

Selain itu mengatur berbagai kegiatan dalam durasi 60 atau 90 menit akan sangat membantu anak terutama bila anda menggunakan pengatur waktu untuk menandai dimulai atau diakhirinya sebuah aktifitas.

Diskusikan dengan anak-anak untuk menyusun agenda kegiatan yang mereka senangi setelah rangkaian tugas, akademik-ibadah-membantu rutinitas di rumah, yang biasanya dianggap 'beban' oleh anak. Proses perencanaan yang melibatkan anak-anak dapat membantu mengurangi efek kejutan akibat transisi gaya hidup sekaligus memberi mereka rasa 'mampu mengendalikan' situasi. Kreatif dan empati akan sangat membantu dalam hal ini.

Dorong Anak Belajar Berinteraksi Sosial Secara Virtual

"Kita semua melakukan (berbagai hal secara) lebih baik ketika kita terhubung dengan orang lain." Papar Robin Gurwitch, seorang profesor psikiatri Universitas Duke yang berspesialisasi dalam kesehatan mental keluarga dan anak, "Memperkenalkan pada anak-anak berbagai cara terhubung jarak jauh dengan teman-teman/keluarga melalui fitur-fitur medsos adalah penting. Atau mengirim SMS, Instagram, menelpon, atau bahkan menulis surat untuk diposkan, semuanya bisa dilakukan untuk berinteraksi sosial. Begitu pula menjadwalkan waktu agar anak-anak bisa menikmati permainan virtual yang dilakukan bersama-sama. Koneksi (sosial) itu penting. dan telepon atau bahkan surat-surat kuno membuat kita tetap terhubung. Memiliki tanggal main virtual. Mainkan permainan video multipemain bersama. Koneksi itu penting. "

Orangtua dapat menjadwalkan sesi hangout virtual untuk anak-anak dan teman-teman atau kerabat mereka dan menjadikan koneksi sosial ini bagian dari rutinitas harian mereka.

Hargai Perasaan Mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun