Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Pengendalian Covid-19 di Asia Bisa Membahayakan Seluruh Dunia?

2 April 2020   18:37 Diperbarui: 2 April 2020   18:40 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Searah jarum jam) Penyemprotan desinfektan di Korsel, penjagaan perbatasan di Filipina, dan deteksi suhu tubuh di bandara Changi Singapura (doc.Anadolu Agency, The ASEAN Post, Caixin Global/ed.Wahyuni)

Di seluruh Asia, negara-negara dan kota-kota yang tampaknya telah berhasil mengendalikan epidemi koronavirus hampir secara serentak memperketat penjagaan perbatasan mereka dan menerapkan langkah-langkah pengendalian lanjutan yang lebih tegas karena takut akan ada gelombang infeksi baru yang diimpor dari tempat lain melalui para migran (The New York Times, 1 April 2020).

Di Cina, misalnya, penerbangan internasional telah dikurangi sedemikian rupa sehingga para mahasiswa Cina di luar negeri bertanya-tanya kapan mereka akan bisa pulang. 

Sementara di Singapura, warga yang baru kembali harus berbagi data lokasi ponsel mereka dengan pihak berwenang setiap hari untuk membuktikan bahwa mereka menjalani karantina yang diberlakukan pemerintah.

Lalu di Taiwan, seorang pria yang telah melakukan perjalanan ke Asia Tenggara didenda $ 33.000 karena menyelinap ke sebuah klub ketika seharusnya mengurung diridi rumah. 

Di Hong Kong, seorang gadis berusia 13 tahun yang terlihat berada di sebuah restoran mengenakan gelang pelacak pemantau karantina telah diikuti, divideokan, dan dipermalukan secara online.

Fenomena di atas memicu kekhawatiran Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara lain di dunia yang masih berjuang melawan lonjakan wabah karena keberhasilan negara mana pun dalam mengatasi Covid-19 dengan metode karantina bisa sangat rentan sehingga seluruh dunia terancam  menjalani 'lockdown' tanpa akhir.

Bahkan  saat  jumlah kasus baru mulai menurun, pembatasan travel di banyak tempat tetap harus dipertahankan sampai vaksin atau pengobatan ditemukan. 

Kewaspadaan  tinggi harus dilakukan untuk mengantisipasi risiko munculnya kembali kasus infeksi di zona perbatasan karena selalu ada prevalensi orang tanpa gejala yang mungkin tanpa sadar membawa virus dalam tubuh mereka.

Peningkatan  kasus yang terjadi baru-baru ini  diduga terkait dengan para wisatawan internasional telah membuat China, Hong Kong, Singapura dan Taiwan melarang sama sekali orang asing masuk ke wilayah mereka dalam beberapa hari terakhir. 

Jepang telah melarang pengunjung dari sebagian besar negara Eropa dan kini sedang mempertimbangkan  hal serupa pada wisatawan dari Amerika Serikat. 

Korea Selatan memberlakukan kontrol yang lebih ketat dengan mengharuskan orang asing yang masuk untuk menjalani karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari setelah kedatangan.

"Negara-negara di dunia telah benar-benar berjuang untuk mengimplementasikan solusi domestik mereka sendiri dan itu tidak cukup untuk mengatasi masalah kesehatan global transnasional," kata Kristi Govella, asisten profesor studi Asia di Universitas Hawaii, Manoa.

Coronavirus yang muncul di Asia dan menyebar ke Barat berisiko memantul kembali ke tempat asalnya. Warga Asia yang khawatir tentang wabah di Eropa dan Amerika Serikat bergegas pulang setelah menemukan diri mereka dalam episentrum baru pandemi. 

Tak berapa lama kemudian negara dan kota di Asia mulai melihat peningkatan kasus baru , para petugas pun kian sering mendeteksi adanya penumpang yang terinfeksi di bandara saat mereka melewati pemeriksaan kesehatan.

Hong Kong yang telah menekan kasus harian baru menjadi satu digit, tiba-tiba mengalami lonjakan kasus baru mencapai hingga 65 dalam satu hari. Di Jepang yang kasus infeksinya tetap relatif terkontrol pun mengalami peningkatan kasus bulan lalau di kota Tokyo saat para warganya kembali dari perjalanan ke luar negeri. Pembatasan pun terpaksa dilakukan.

Korea Selatan yang telah dipuji secara global karena mampu secara cepat meredam kasus infeksi paska puncak ledakan awal wabah minggu ini telah memperluas daftar asal negara migran yang harus menjalani karantina begitu masuk ke negerinya.

"Kami percaya bahwa di bawah situasi epidemi saat ini, meminimalkan kegiatan masuk dan keluar yang tidak perlu adalah tindakan yang bertanggung jawab dan diperlukan untuk secara efektif melindungi kehidupan, keselamatan dan kesehatan fisik semua warga China dan asing." Kata Liu Haitao, direktur jenderal untuk kontrol perbatasan dan manajemen Administrasi Imigrasi Nasional di Cina.

Hukuman karena melanggar aturan karantina bisa sangat keras. Seorang warga Singapura berusia 53 tahun harus merelakan paspornya dinyatakan tidak berlaku melanggar perintah karantina. 

Sementara Jepang secara resmi mengatakan mereka yang melanggar karantina dapat dipenjara sampai enam bulan atau didenda sebanyak 500.000 yen, sekitar $ 4.600.

Karantina atau 'lockdown' memang dinilai cukup efektif dalam menekan penyebaran Covid-19, namun para ahli mengingatkan bahwa semakin lama berlangsung, semakin besar kemungkinan hal itu dapat merusak ekonomi global dan jiwa kolektif secara berkelanjutan.

"Meskipun prioritas pertama harus pada upaya mengendalikan virus." Kata Karen Eggleston, direktur program kebijakan kesehatan Asia di Pusat Penelitian Asia-Pasifik Shorenstein di Universitas Stanford, "Kita juga harus memikirkan biaya sangat besar  (yang ditimbulkan kebijakan) itu. Bila krisis dibiarkan berkepanjangan, biaya-biaya itu pasti akan meningkat lagi. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun