Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seks dan Fakta-fakta Ilmiah yang Mencengangkan

11 Oktober 2019   18:26 Diperbarui: 11 Oktober 2019   18:28 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian peneliti tidak ingin temuannya jatuh ke tangan yang salah (doc. Sex and Psychology/ed.Wahyuni)

Ross Benes, penulis buku 'Sex Weird-o-Pedia', menemukan banyak fakta menarik terkait berbagai hasil penelitian ilmiah seputar seks yang dijadikan referensi untuk penyusunan bukunya tersebut (Mentalfloss, 7 Oktober 2019). Dia berbagi sejumlah fakta yang mungkin berbeda dengan berbagai pendapat atau teori seputar seks yang pernah kita dengar sebelumnya. Inilah beberapa penemuan ilmiah tersebut :

Sebagian peneliti seks tidak ingin hasil temuan mereka jatuh ke tangan yang salah.
Pelopor peneliti seks Richard von Krafft-Ebing tidak menginginkan hasil penelitiannya jadi konsumsi masyarakat awam sehingga dia menulis 'Psychopathia Sexualis', dokumen penemuan tentang seksologi modern, yang terbit di Jerman tahun 1886 lalu diterjemahkan ke bahasa Inggris dan dipublikasikan tahun 1939, aslinya ditulis dalam bahasa Latin untuk menghalau lelaki-perempuan awam yang berminat membacanya.

Memangkas rumput di halaman membakar kalori lebih banyak ketimbang berhubungan seks.
Seks mungkin terlihat memacu kinerja otot, namun biasanya aktifitas seks bukan termasuk jenis olahraga yang bisa diandalkan untuk memperbaiki kualitas kesehatan tubuh. 

Anda butuh 200 menit seks nonstop untuk menyamai efek lari selama 30 menit. Bahkan menyiangi gulma di pekarangan rumah bisa membakar kalori tiga kali lebih banyak dari seks. British Heart Foundation menuturkan pembakaran kalori dalam aktifitas seks setara dengan pemakaian energi per menit saat anda menyetrika baju.

Sejumlah ibu melaporkan bahwa mereka masih perawan saat melahirkan.
Sebuah penelitian di AS tahun 2013 yang melibatkan beberapa ribu ibu hamil dan hasilnya dipublikasikan dalam sebuah jurnal ilmiah mendapati 1 persen dari para partisipan tersebut mengklaim diri mereka masih perawan saat melahirkan. Hal ini tentu saja mengundang pertanyaan terhadap ketepatan hasil berbagai penelitian yang berbasis pada pelaporan mandiri para partisipan tentang perilaku seksual mereka.

Penisilin mungkin merupakan penyulut revolusi seksual.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam  'Archives of Sexual Behavior' (2013) menunjukkan bahwa penggunaan penisilin berkontribusi positif pada penurunan sebesar 75 persen dari jumlah pasien meninggal akibat syphilis pada periode 1947-1957.

Seiring dengan populernya kampanye 'seks lebih aman' berkat penisilin, masyarakat jadi terpancing untuk melakukan petualangan seks yang lebih beresiko sehingga memacu jumlah bayi lahir di luar pernikahan dan kehamilan di kalangan remaja.

Anak kembar bisa saja punya ayah yang berbeda.
Kasusnya memang terbilang langka, namun memang memungkinkan bahwa anak kembar yang berkembang dari sel telur berbeda memiliki dua ayah yang berlainan. Ini bisa jadi bahan skenario yang bagus untuk tayangan komedi romantis.

Jenis kelamin bisa memperngaruhi cara menangani kecemburuan seksual
Hasil riset dari para psikolog evolusioner menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh pada bagaimana seseorang bereaksi terhadap kecemburuan seksual. Para lelaki bereaksi lebih kuat terhadap perselingkuhan seksual ketimbang kesetiaan emosional. Sementara para perempuan bereaksi sebaliknya.

Teori yang melandasi kedua perilaku tersebut berakar pada evolusi dasar manusia. Lelaki yang tidak toleran terhadap istri yang menjadi aktif secara seksual dengan lelaki lain, kecil kemungkinannya menjadi obyek cemoohan dan mereka menginginkan hanya gen mereka sendiri yang diturunkan pada generasi-generasi berikutnya.

Sementara perempuan yang mencegah suaminya dari terikat secara emosional dengan perempuan lain telah menyempitkan peluang para lelaki memboroskan sumber daya mereka untuk para perempuan lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun