Saat banyak pihak berwenang, termasuk presiden dan anggota parlemen, ingin bertanya banyak hal tentang bisnis yang sebenarnya bisa dijawab oleh jajaran eksekutif perusahaan; maka banyak CEO perusahaan besar pasti menghindari terbang berjam-jam dengan pesawat pribadi hanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sedemikian.
Namun Mark Zuckerberg, CEO Facebook, melakukan hal tersebut pada Kamis (19/9) lalu (The Verge, 20 September 2019). Dia menemui Presiden Donald Trump dan berbincang dengan jajaran legislatif AS di Washington DC.
Hal itu, menurut kolumnis dan pengamat interaksi media sosial-demokrasi Casey Newton, menunjukkan sangat besarnya pertaruhan yang harus dijalani oleh Facebook.
Bulan ini, jaksa agung di delapan negara bagian dan Distrik Columbia mengumumkan untuk menggelar penyelidikan antimonopoli terhadap perusahaan tersebut.Â
Ditambah lagi Komisi Perdagangan Federal, Departemen Kehakiman, dan Komite Kehakiman Senat pun tengah melakukan penyelidikan masing-masing. Lalu Komite Perbankan Senat pun sedang meneliti rencana Facebook untuk meluncurkan Libra, cryptocurrency perusahaan yang akan datang.
Seakan semua itu belum cukup, fakta menunjukkan bahwa presiden pun ikut-ikutan gencar menyerang Facebook. Meski Trump dikenal senang menyerang segala macam, namun Mark tentu harus berjaga-jaga terhadap konsekuensi nyata yang mungkin harus ditanggung.
Lantas apa saja yang dicapai Mark dalam perjalanan sowan ke ibukota AS itu?
Pertemuan pribadi Mark dengan Trump hanya melahirkan unggahan foto di akun Twitter sang presiden, Gedung Putih tak mengeluarkan sepatahpun pernyataan tentang pembicaraan mereka. Namun yang paling populer dan laris jadi  headline media massa adalah keterangan Senator Josh Hawley yang diunggah dalam akun Twitter-nya (CNA, 20 September 2019).
'(Saya) menantangnya melakukan dua hal ini untuk menunjukkan FB serius tentang bias, privasi & kompetisi. 1) Jual WhatsApp & Instagram 2) Ajukan audit independen pihak ketiga untuk masalah penyensoran' Cuit Josh,'Dia mengatakan tidak untuk keduanya'.
Dua pilihan yang sangat berpotensi untuk mencerai-beraikan kerajaan medsos Facebook dan kekuasaan monopoli datanya. Kita lihat bagaimana Mark mengatasi semua itu.