Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film-film Horor Bermuatan Politik

15 September 2019   18:40 Diperbarui: 15 September 2019   18:52 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentang menghalalkan segala cara untuk tetap makmur dan berkuasa (doc.Flickering Myth/ed.Wahyuni)

Premis film ini cukup sederhana. Seorang perempuan yang baru menikahi salah seorang anggota dinasti keluarga penguasa yang 'lebih kaya dari Tuhan' dan harus mengikuti sebuah permainan tradisi untuk bisa diterima menjadi bagian dari dinasti berdarah biru tersebut. Permainannya petak umpet, masalahnya dia harus bersembunyi sebaik mungkin agar tidak sampai tertangkap para anggota klan yang memburunya bersenjatakan kapak dan busur lengkap dengan anak panahnya.  

Itu adalah sinopsis film 'Ready or Not' besutan Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, salah satu produk sinema aliran baru genre horor dengan pesan politik yang kini tengah bertumbuh di Barat sana. Pesan politik yang diusung secara khusus menyoroti keserakahan dan sifat parasit 1 persen kelompok yang menjadi penguasa.

Menurut Tyler Gillett sebagaimana disampaikannya pada Vanity Fair,"Salah satu alasan kenapa tema tersebut terus muncul dalam film-film bergenre baru belakangan ini adalah karena ada banyak pekerjaan secara kultural yang harus digarap sekarang. Ada banyak orang yang hanya (butuh penyaluran untuk bisa sekedar) berteriak (karena kesal). Begitu banyak kemarahan dan ketakutan (yang tidak tersalurkan)."

Jajak pendapat baru-baru ini, menurut analisa Brandon Tensley untuk CNN, menegaskan kembali pemikiran orang Amerika tahun 2016 bahwa kaum penguasa tidak pernah mempedulikan nasib mereka.  Sementara jajak pendapat baru lainnya yang dilakukan oelh NBC/Wall Street Journal menunjukkan bahwa 70% orang Amerika marah'karena sistem politik kita tampaknya hanya bekerja untuk orang dalam yang memiliki uang dan kekuasaan'. 

Gambaran yang cocok dengan 'Ready or Not' yang menggunakan sindiran, alegori, dan tumpukan darah untuk menegur elit penguasa yang pendiriannya berubah-ubah serta menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka.

Film-film horor menyediakan semacam wahana mental untuk mengekspresikan hasrat untuk meneriakkan carut-marut emosional sebagaimana yang disebutkan oleh Tyler Gillet karena kisah-kisahnya memberikan kelonggaran untuk mengatasi kenyataan-kenyataan kaku yang membuat frustrasi, seperti kesenjangan melelahkan antara si kaya dan si miskin.

Film 'Us' karya Jordan Peele yang rilis awal tahun ini memperingatkan tentang adanya rasa takut yang memilukan banyak orang pada 'kehidupan lain' (CNN, 1 September 2019). Namun  'Us' menggali fenomena tersebut lebih dalam lagi.

Ini adalah film tentang selubung kenyamanan hidup yang bersumber dari kekayaan, perangkap yang mengaburkan ketidaksetaraan ekstrem anggota keluarga Wilson dan teman-teman mereka, yang digambarkan melalui Tethered : Tinggal di terowongan bawah tanah yang berkelok-kelok, makan kelinci mentah, dan secara harfiah tidak punya suara.

Saat menyaksikan 'Ready or Not' atau 'Us' penonton bisa melihat adanya kesejajaran tematik dengan film-film horor yang sangat bagus dan film yang agak mendekati horor. Seperti film 'Get Out' (2017) milik Jordan Peele yang menyasar kaum liberal dengan limusin putih mereka dan filim thriller karya sutradara Korea Selatan Bong Joon-ho berjudul 'Parasite' (2019) yang menawarkan potret konflik antar kelas sosial yang mengerikan dan bisa menghancurkan hidup para pelakunya.

Saat kebebasan beropini atau menyampaikan aspirasi pada para penguasa di dunia nyata terlalu beresiko, maka belilah tiket film horor dan berteriaklah sepuasmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun