Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Saat Dokter (Dibayar) Merekomendasikan Alat Kontrasepsi Bermasalah

30 Juli 2018   09:42 Diperbarui: 30 Juli 2018   14:17 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Vemale.com

Saat Christina Potts, seorang guru bagi anak berkebutuhan khusus di Petersburg (Indiana), melahirkan anak kembar pada tahun 2006 yang merupakan anak ketiga dan keempat; dia dan suami sepakat untuk menggunakan alat kontrasepsi permanen. 

Maka dia pun berkonsultasi dengan dokternya, Dr Cindy Basinski, untuk melakukan pengikatan tuba fallopi (tubektomi) untuk mencegah kehamilan. Namun sang dokter mengatakan bahwa itu bukan pilihan yang tepat bagi seorang ibu dengan empat anak yang masih kecil-kecil karena akan butuh masa pemulihan yang agak lama paska operasi dan itu pasti bakal merepotkan Christina.

Cindy pun, menurut Christina, dengan sangat persuasif  merekomendasikan untuk menggunakan Essure, semacam  implan  yang dapat langsung ditanamkan di vagina dan pemasangannya bahkan bisa langsung dilakukan saat itu juga di ruang periksa dengan prosedur sederhana mirip seperti tes rutin Pap smear. Akhirnya Christina pun mengikuti saran itu.

Namun ternyata berlawanan dengan ucapan Dr Cindy, Christina malah harus menderita selama setahun penuh paska pemasangan implan itu. 

Sakit kepala, rasa nyeri yang bervariasi, keram perut, dan kelelahan ekstrim mendera ibu dari empat anak itu sedemikian parahnya sampai dia harus bergantung pada pertolongan anak sulungnya, yang baru berusia 8 tahun, untuk mengurus ketiga anaknya yang lain.

Essure (doc. abcnews.go.com/ed.WS)
Essure (doc. abcnews.go.com/ed.WS)
Essure yang ditanamkan di tuba fallopia untuk memblokir sperma mencapai sel telur itu betul-betul sangat menyiksa hingga Christina terpaksa harus menjalani histerektomi untuk mengangkat rahim dan tuba fallopia-nya untuk menyingkirkan Essure sekaligus mengakhiri penderitaan berkepanjangan itu.

Essure adalah salah satu produk dari Bayer, sebuah perusahaan farmasi dan alat kesehatan terkenal asal Jerman yang memiliki jaringan pemasaran sangat luas di seluruh dunia, dan alat kontrasepsi tersebut ternyata punya efek samping yang membuat penggunanya harus menanggung rasa sakit dan kelelahan level ekstrim.


Christina ternyata tidak sendirian karena ada sebuah grup tertutup (private ) di Facebook bernama Essure Problems yang memiliki 37,000 anggota dan lebih dari 12,000 perempuan yang bergabung di dalamnya menyatakan bahwa mereka telah menjalani histerektomi atau prosedur bedah lain untuk menyingkirkan implan tersebut dari tubuh mereka.

Menariknya, baik Christina maupun pasien lain ternyata tidak berkonsultasi lagi dengan Dr Cindy saat didera rasa sakit paska pemasangan Essure karena mereka menilai bahwa dokter tersebut kelewat semangat setengah memaksa saat merekomendasikan implan tersebut. 

Hal itu membuatnya bertanya-tanya apakah sang ginekolog menyarankan implan Essure untuk kebaikan pasien atau karena dokter itu telah dibayar oleh perusahaan yang membuat alat kontrasepsi tersebut?

Banyak studi yang telah dilakukan oleh para peneliti antara lain di University of North Carolina, Yale University, George Washington University, dan Harvard Medical School menunjukkan bahwa saat para dokter meneria bayaran dari perusahaan farmasi/alat kesehatan, maka mereka cenderung untuk lebih sering meresepkan obat-obatan yang dibuat oleh perusahaan tersebut.

Analisa data federal AS yang dilakukan oleh jaringan televisi berbayar CNN menunjukan bahwa pada periode Agustus 2013 -- Desember 2017, Bayer telah menggelontorkan dana senilai $2,5 juta untuk membayar 11,850 dokter terkait untuk membayar jasa konsultasi dan pelayanan lain terhadap pasien yang terkait penggunaan Essure. Pembayaran ini tidak melanggar hukum di negara Paman Sam tersebut, namun sangat kontroversial.

Dr Martin Makary, profesor bedah sekaligus pakar keselamatan pasien dari Johns Hopkins Medicine, mengatakan bahwa meski etis saja bagi sebuah perusahan farmasi untuk membayar para dokter untuk melakukan riset, namun dia meragukan bahwa 11,000 lebih dokter yang dibayar Bayer dilibatkan dalam berbagai riset yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

"Jadi itu terlihat seperti sogokan."Paparnya,"Mereka mempermainkan sistem dan mengupah para dokter (untuk mensukseskan penjualan Essure, -pen.)"

Dr Cindy yang menangani Christina adalah salah satu dokter penerima bayaran tertinggi dari Bayer untuk merekomendasikan Essure, berdasarkan data federal, dia telah menerima $168,068 sepanjang Agustus 2013 sapai akhir 2017 lalu. Atau sekitar 80 persen dari total dana Bayer untuk Essure yang dialokasikan pada para dokter di Indiana. Sementara secara nasional, Cindy adalah satu dari hanya tiga dokter yang memperoleh lebih dari $100,000.

Minggu lalu badan yang menangani makanan  dan obat-obatan di AS, US Food and Drug Administration (FDA), mengemukakan keprihatinan mereka tentang keamanan penggunaan Essure. 

Lembaga ini dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa pemakaian implan tersebut memiliki sejumlah resiko serius bagi pasien berupa rasa nyeri yang persisten, menimbulkan lubang-lubang  (perforasi) pada rahim dan tuba fallopi, serta bergesernya alat itu ke pelvis atau perut.

Bayer sendiri, yang  harus berhadapan dengan lebih dari 16,000 tuntutan hukum  dari para pengguna Essure di AS karena berbagai efek samping paska pemasangannya, mengumumkan akan menarik produk itu dari pasaran  AS akhir tahun ini karena merosotnya angka penjualan.

Cukup menarik bahwa perusahaan raksasa itu melakukannya hanya beberapa hari sebelum jaringan teve Netflix menayangkan film dokumenter berjudul  The Bleeding Edge (TBE) pada Jumat (27/7) lalu. 

Duet pembuat film Kirby Dick dan Amy Ziering, nominasi Oscar untuk film documenter The Invisible War  serta  The Hunting Ground,  itu melakukan investigasi terhadap industri alat kesehatan yang beromset $400 biliun. 

Netflix mendeskripsikan investigasi Kirby dan Amy  dengan 'menguji sejumlah peraturan yang longgar, ketertutupan perusahaan, dan berbagai insentif yang dikeluarkan untuk mendongkrak keuntungan yang membuatpara pasien harus bertarung dengan resiko setiap harinya'.

TBE menampilkan kiprah sekelompok perempuan yang selama bertahun-tahun telah melobi Kongres AS untuk melarang penjualan Essure. Di situ salah seorang anggota kelompok , Ana Fuentes, menggambarkan rasa sakit luar biasa dan perdarahan kronis yang dialaminya akibat menggunakan impan itu. Akibat komplikasi medis tersebut, Ana tak mampu lagi bekerja dan membayar sewa rumah hingga terpaksa harus merelakan keempat anaknya dirawat di panti asuhan.

Bayer tentu saja tidak terima dengan tayangan Netflix yang disebutnya 'salah arah dan memicu  pemikiran yang keliru' tentang produknya, seperti halnya Dr Cindy Barinski yang juga menyatakan bahwa dia tidak akan sudi menerima bayaran dari Bayer bila tak yakin produknya bagus.

Pasien, sebagai konsumen jasa maupun produk kesehatan, memang dituntut untuk lebih kritis dalam merespon nasehat maupun tindakan yang diberikan dokter dalam memulihkan kondisi kesehatan mereka. Jangan segan bertanya lebih detil pada dokter yang bersangkutan atau minta pendapat dari dokter-dokter lain sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur yang beresiko tinggi.

Referensi:

1 2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun