Mohon tunggu...
Firmansyah
Firmansyah Mohon Tunggu... Pekerja

Pegiat literasi dan dakwah, bekerja di BUMD. Menjaga nyala pengetahuan lewat tulisan, taman baca, dan ruang dakwah yang membumi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Fenomena Sistem Kerja 4 Hari

14 Oktober 2025   09:00 Diperbarui: 13 Oktober 2025   13:23 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, ibadah dan praktik spiritual lainnya berfungsi sebagai penyeimbang batin dari hiruk pikuk duniawi. Ini adalah waktu untuk menghubungkan kembali diri kita dengan nilai-nilai fundamental dan sumber ketenangan yang mendalam. Berikut disajikan bagaimana ibadah menjadi pilar kedua yang menguatkan kualitas waktu luang kita:

  1. Mengelola Stres dan Kecemasan: Praktik ibadah rutin, seperti salat, meditasi, membaca kitab suci, atau berzikir, terbukti secara ilmiah mampu menurunkan hormon kortisol (stress hormone). Ketenangan ini sangat diperlukan untuk 'membersihkan' pikiran dari sisa-sisa tekanan kerja, sehingga kita kembali segar secara mental.

  2. Memperkuat Etos Kerja dan Integritas: Banyak ajaran agama menekankan pentingnya amanah, kejujuran, dan profesionalisme. Dengan menguatkan hubungan spiritual, secara otomatis kita akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan integritas yang tinggi, menghindari korupsi, dan memberikan yang terbaik dalam setiap tugas yang diemban.

  3. Mengarahkan Tujuan Hidup yang Lebih Besar: Ibadah membantu kita menyadari bahwa tujuan hidup kita melampaui sekadar gaji bulanan atau jabatan. Pemahaman akan tujuan yang lebih besar ini (misalnya, beribadah melalui pekerjaan yang bermanfaat) membuat kita lebih termotivasi, resilien terhadap kegagalan, dan memiliki purpose yang jelas.

  4. Menciptakan Keseimbangan Batin (Inner Balance): Literasi menguatkan rasio (pikiran), sementara ibadah menguatkan qalb (hati/jiwa). Keseimbangan antara keduanya menghasilkan manusia yang stabil, tidak mudah goyah oleh pujian maupun kritikan, dan mampu memberikan respons yang bijaksana dalam segala situasi.

Pada akhirnya, sistem kerja 4 hari adalah hadiah yang harus kita hargai dan manfaatkan dengan bijak. Memberikan waktu ekstra ini untuk tidur, bersantai, atau hobi biasa adalah hal yang baik, tetapi mengalokasikannya secara terencana untuk literasi dan ibadah adalah keputusan investasi paling cerdas yang bisa kita buat. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa kita tidak hanya hidup untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup yang lebih bermakna, cerdas, dan tenang.

Maka, alih-alih menganggap cuti tambahan sebagai waktu untuk 'membunuh' jam kosong, mari kita lihat sebagai peluang untuk membangkitkan potensi terpendam dalam diri kita. Mulailah dengan mengalokasikan satu atau dua jam dari hari libur ekstra itu untuk membaca buku yang sudah lama tertunda atau mendalami kembali praktik spiritual yang selama ini terabaikan. Konsistensi kecil inilah yang akan menghasilkan return besar pada kualitas diri dan kinerja kita di kantor.

Jangan Biarkan Potensi Anda Stagnan

Jika Anda merasa perlu struktur dan panduan untuk mengoptimalkan waktu luang Anda, terutama dalam pengembangan skill kepemimpinan dan komunikasi yang efektif, ada banyak sekali program terstruktur yang dapat mendukung pertumbuhan karier Anda. Pilihlah cara terbaik untuk menginvestasikan waktu berharga Anda.

Untuk eksplorasi lebih dalam mengenai program pengembangan diri yang relevan dengan kebutuhan para leader dan professional masa kini, silakan kunjungi bali-training.com.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun