Mohon tunggu...
SABRINA MAHARANI
SABRINA MAHARANI Mohon Tunggu... Mahasiswa

Di antara alunan lagu dan rindang dedaunan, saya menemukan suara alam yang sering luput dari perhatian. Menulis tentang lingkungan bukan sekadar bentuk keresahan, tapi juga wujud harapan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Permasalahan lingkungan tak lagi bisa diabaikan transisi ke energi terbarukan bisa menjadi langkah awal perubahan

8 Juni 2025   11:07 Diperbarui: 9 Juni 2025   12:54 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Perubahan lingkungan (Sumber: Kompas.com))

                 Permasalahan lingkungan menjadi isu yang terus mengemuka di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu masalah utama adalah perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca dari sektor energi dan deforestasi (Margono et al., 2021). Akibatnya, Indonesia mengalami peningkatan suhu rata-rata tahunan serta lebih sering mengalami cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan (Sari, 2022). Peningkatan suhu ini tidak hanya berdampak pada sektor pertanian, namun juga pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, yang sangat bergantung pada pola cuaca yang stabil. Selain itu, pencemaran air menjadi persoalan serius, terutama di sungai-sungai besar seperti Citarum yang tercemarlimbah rumah tangga dan industri (Suhardiman et al., 2020). 

  

(Sungai citarum yang dipenuhi sampah (Sumber: Liputan 6.com))
(Sungai citarum yang dipenuhi sampah (Sumber: Liputan 6.com))
          Pencemaran air ini menciptakan krisis air bersih yang lebih parah dan memengaruhi ekosistem perairan serta sumber daya air yang esensial bagi kehidupan manusia. Tidak kalah penting, polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta juga memperburuk kesehatan masyarakat dengan meningkatnya kasus penyakit pernapasan, gangguan peredaran darah, dan masalah pernapasan lainnya yang disebabkan oleh partikel debu dan asap kendaraan bermotor (Wahyuni, 2021). Polusi udara ini juga berdampak pada kualitas hidup, menurunkan produktivitas kerja, dan meningkatkan biaya kesehatan. Permasalahan lain yang perlu diperhatikan adalah pencemaran laut akibat plastik, di mana Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia, dengan dampak serius terhadap kehidupan laut dan keberlanjutan ekosistemnya (Putri et al., 2022). 

(Sampah plastik di laut (sumber: Mongabay.co.id))
(Sampah plastik di laut (sumber: Mongabay.co.id))
          Sampah plastik ini berkontribusi pada kematian banyak spesies laut yang terjebak atau mengonsumsinya, yang menyebabkan kerusakan tak terukur pada ekosistem laut. Krisis air bersih juga melanda beberapa daerah, disebabkan oleh pencemaran sumber air dan kurangnya infrastruktur air bersih yang memadai untuk mendukung kebutuhan hidup masyarakat (Utami & Hasanah, 2021). Permasalahan lingkungan ini semakin diperburuk oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan serta kurangnya pendidikan lingkungan yang menyeluruh sejak usia dini (Anugrah & Handayani, 2021). Ketidakpedulian ini menyebabkan kurangnya aksi nyata untuk mengurangi dampak lingkungan yang sudah semakin merusak.

          Untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan tersebut, dibutuhkan solusi konkret dan berkelanjutan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat umum. Salah satu solusi utama adalah mempercepat transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti surya dan angin yang ramah lingkungan. Energi terbarukan ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang menjadi salah satu penyebab utama polusi udara dan pemanasan global (Prabowo & Nugroho, 2021). 

(Energi terbarukan (Sumber: DJKN Kemenkeu))
(Energi terbarukan (Sumber: DJKN Kemenkeu))

          Penggunaan energi terbarukan secara luas akan memberikan dampak signifikan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, yang pada gilirannya membantu memitigasi perubahan iklim. Selain itu, rehabilitasi hutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat lokal sangat penting untuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan tutupan lahan yang berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida (Hidayati et al., 2020). Program-program seperti penanaman pohon dan reboisasi tidak hanya membantu menjaga keseimbangan karbon, tetapi juga meningkatkan biodiversitas dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang terlibat. Di sektor pengelolaan air, teknologi biofilter yang mampu menyaring air limbah sebelum dibuang ke badan air dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas air dan mencegah pencemaran lebih lanjut (Darmawan & Astuti, 2021). 

(Kendaraan listrik (Sumber: Solar industri))
(Kendaraan listrik (Sumber: Solar industri))

          Teknologi ini dapat mengurangi kandungan bahan berbahaya dalam air, sehingga memungkinkan air limbah untuk dikembalikan ke lingkungan dengan dampak yang lebih kecil. Untuk mengurangi polusi udara, perlu dikembangkan sistem transportasi publik yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik serta memperbanyak ruang terbuka hijau di perkotaan untuk menyerap polutan dan meningkatkan kualitas udara (Sari, 2022). Selain itu, peran pemerintah dalam membangun infrastruktur transportasi publik yang terintegrasi dan efektif menjadi hal yang krusial. Dalam mengatasi masalah sampah plastik, penerapan ekonomi sirkular melalui program daur ulang dan penggunaan material biodegradable yang ramah lingkungan perlu didorong agar plastik tidak berakhir di lautan dan merusak ekosistem laut (Amalia et al., 2021). Langkah-langkah ini perlu diterapkan dengan melibatkan masyarakat dalam kebijakan pengelolaan sampah yang lebih sistematis dan efisien. Selain itu, integrasi pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum formal sejak dini akan membentuk kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar mereka (Hapsari & Nugroho, 2020). Dengan menanamkan nilai-nilai pelestarian lingkungan sejak usia dini, diharapkan akan muncul budaya yang lebih peduli terhadap kelestarian alam. Semua solusi ini akan lebih efektif apabila didukung oleh kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil secara berkelanjutan agar terwujud sistem pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih hijau (Yuliana, 2020).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun