Mohon tunggu...
Alifiya Sabrina Nabrisatun N
Alifiya Sabrina Nabrisatun N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

IR’ 22

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ekspansi Ekonomi Tiongkok di Timur Tengah: Kerjasama China-Iran

29 Februari 2024   09:05 Diperbarui: 29 Februari 2024   09:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Keluarnya AS dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada bulan Mei 2018 yang kemudian disertai dengan pemberian sanksi ekonomi kepada Iran, memunculkan reaksi beragam dari berbagai negara yang memiliki kepentingan hubungan bisnis dengan Iran. Korea dan India yang merupakan importir utama minyak Iran, telah menghentikan impor mereka karena ancaman sanksi itu diberikan AS kepada negara-negara yang tetap melakukan pembelian minyak Iran. 

Sementara itu, importir minyak terbesar Iran, China, telah menyatakan tidak akan menghentikan kerjasamanya dengan Iran dan bahkan akan meningkatkan volume impor minyaknya (Donati, 2018). Menurut Menteri Luar Negeri China, kerjasama bisnis antara China dan Iran tidak mengganggu kepentingan pihak lain sehingga seharusnya dikecualikan dari sanksi AS. Kemudian, ikatan komersial antara China dan Iran sepenuhnya masuk akal dan sejalan dengan resolusi PBB (Sputnik, 2018).

Kerjasama ekonomi China ini juga dilakukan dengan negara-negara Timur Tengah lainnya. Sejak 2010, China telah menggeser AS sebagai partner perdagangan terkuat di kawasan Timur Tengah dan kerjasama ekonomi itu semakin diperkuat pada tahun berikutnya. Hal yang menarik dari fenomena tersebut adalah China mampu menjalin kerjasama dengan negara-negara di Timur Tengah yang satu sama lain saling berseteru. 

Ketika Iran sedang di embargo oleh AS, China justru seolah berperan sebagai “pelindung” bagi Iran, China merupakan partner yang serius bagi Arab Saudi yang merupakan rival Iran di kawasan Timur Tengah. Bahkan China disini menjadi mediator pada perseteruan Qatar dan Arab Saudi, yaitu dengan mempertemukan kedua belah pihak dalam forum CASCF di Beijing. 

Kemudian di saat yang sama, China menjadi salah satu pilar penyangga bagi Qatar dalam menghadapi embargo ekonomi yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya. Pasca embargo, ekspor China ke Qatar melonjak 36% dan sebaliknya, ekspor Qatar ke China meningkat 60%. China kini menggantikan AS sebagai sumber impor yang dilakukan Qatar (Chowdhury, 2018).

Meskipun dalam Sidang Dewan Keamanan PBB China sering bertentangan dengan kehendak Israel terkait isu nuklir Iran, kerjasama kedua negara menunjukkan peningkatan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan kemampuan unik China dalam bernegosiasi dengan semua negara Timur Tengah yang beberapa diantaranya saling berseteru. China mampu menciptakan suatu kerjasama yang sifatnya strategis dan jangka panjang, dan tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, melainkan juga keamanan dan diplomatik. 

Dalam isu nuklir Iran dan Perang Suriah, China juga bisa menempatkan diri sebagai aktor kuat yang berperan dalam mengubah tatanan geopolitik yang semula didominasi oleh AS dan Eropa. China sangat terlihat mempunyai kapasitas untuk melakukan ekspansi ekonomi yang masif di Timur Tengah dengan cara berteman dengan semua negara di kawasan Timur Tengah meskipun diantara mereka memiliki perbedaan kepentingan geopolitik yang sangat tajam.

Hubungan China dengan Iran dapat dilihat sejak era Jalur Sutera kuno ribuan taun lalu. China dan Iran sebagai dua pusat peradaban dunia pada saat itu telah menjalin hubungan dagang yang intens dan tidak pernah terjadi konflik diantara keduanya di masa lalu. Itulah yang menjadi modal utama diantara kedua negara tersebut di era modern ini. 

Kemudian pada era selanjutnya, seiring dengan semakin kuatnya AS, China dan Iran memiliki persamaan persepsi untuk melawan dominasi tersebut dan mempromosikan sistem internasional yang multipolar. Hal tersebut dapat terjadi karena kedua negara itu saling membutuhkan. Bagi China, Iran menjadi sumber peningkatan daya tawarnya di depan AS serta memberi peluang strategis bagi China untuk meningkatkan dominasinya di Timur Tengah (Escobar, 2018). Kemudian Iran juga memiliki posisi penting dalam kesuksesan China untuk membangun Jalur Sutera dalam proyek One Belt One Road Initiative.

Dampak dari relasi China-Iran ini adalah melunaknya sikap AS terhadap China, sekaligus memberikan ancaman disaat yang sama. Dalam rangka menyukseskan embargo yang diterapkan AS terhadap Iran, Amerika Serikat perlu keikutsertaan semua negara, terutama negara yang mempunyai nilai perdagangan tinggi seperti China. Karena tekanan embargo AS, hampir semua partner dagang Iran menurunkan volume dagangnya sejak 2009. Namun, China justru memanfaatkan kekosongan tersebut untuk memperluas kerjasama ekonominya dengan Iran, mulai dari migas hingga proyek infrastruktur, seperti pembangunan sistem kereta api bawah tanah di Teheran dan pembangunan jalan. Untuk menghadapi sikap China yang seperti itu, AS berupaya menggunakan strategi “guarded engagement”, yaitu yaitu di satu sisi mengakomodasi kepentingan dan keinginan China, tetapi di sisi lain juga memberikan tekanan kepada Beijing, antara lain melalui sanksi ekonomi (Izadi dan Khodaee, 2017). 

Sikap China yang konsisten menolak tekanan AS dalam perspektif Iran dipandang sebagai bentuk kesetiaan. Amiri dan Khanar (2017) dalam penelitiannya, di antara faktor penting yang mendorong kerjasama yang kuat antara China dan Iran adalah faktor kesetiaan China selama Iran diembargo AS. Pada dasarnya, kebijakan luar negeri Iran adalah pragmatik dan realistis (Amiri dan Khanar, 2017; Talebi, 2017). Dalam perspektif ini, sikap konsisten dan setia China dapat dipandang sebagai bentuk soft power untuk menarik Iran agar menjalin kerjasama yang lebih intens.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun