Semarang, Jawa Tengah -- Pembelajaran seni rupa di tingkat Sekolah Dasar kini semakin mendapat perhatian khusus, terutama dalam upaya menumbuhkan apresiasi dan kreativitas anak sejak dini. Melalui kegiatan berkarya dalam bentuk seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi, sejumlah sekolah dasar di Kota Semarang terus berinovasi menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermakna bagi perkembangan karakter dan imajinasi peserta didik. Pembelajaran kegiatan seni rupa dua dimensi seperti menggambar, melukis, dan membuat kolase menjadi sarana bagi siswa untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan secara visual di atas bidang datar. Sementara itu, kegiatan seni rupa tiga dimensi --- seperti membuat patung dari tanah liat, merangkai bahan bekas menjadi karya dekoratif, atau membentuk miniatur bangunan --- memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam memahami bentuk, ruang, dan volume. Melalui perpaduan dua kegiatan ini, siswa diajak untuk mengenali nilai-nilai estetika sekaligus melatih kemampuan berpikir kreatif, motorik halus, serta ketelitian dalam berkarya.Â
Dalam implementasinya, beberapa sekolah dasar di Kota Semarang menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dan eksplorasi bahan (Art Exploration Method). Melalui pendekatan tersebut, siswa tidak hanya dituntut menghasilkan karya, tetapi juga memahami proses penciptaan seni sebagai sarana berpikir kritis, reflektif, dan kolaboratif. Guru memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai media seperti tanah liat, kertas, kain perca, dan bahan daur ulang guna menciptakan karya orisinal yang merefleksikan ide serta imajinasi masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang menyampaikan bahwa kegiatan seni rupa dua dan tiga dimensi memiliki nilai strategis dalam membentuk karakter peserta didik yang kreatif, percaya diri, serta memiliki empati terhadap karya orang lain. "Pembelajaran seni rupa tidak hanya membekali anak dengan keterampilan artistik, tetapi juga mengajarkan penghargaan terhadap proses, keindahan, dan nilai-nilai budaya," ujarnya dalam kegiatan Pekan Seni Sekolah Dasar yang diadakan secara rutin setiap tahun.
Selain di sekolah, kegiatan apresiasi seni ini juga didukung oleh kerja sama antara Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan beberapa sekolah dasar di wilayah kota. Melalui program pengabdian masyarakat dan praktik lapangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, UNNES berperan dalam memberikan pelatihan, pendampingan, serta penguatan kapasitas guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran seni yang kreatif dan kontekstual.
Upaya kolaboratif antara lembaga pendidikan tinggi dan sekolah dasar ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan seni yang lebih hidup, relevan, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan demikian, kegiatan seni rupa dua dan tiga dimensi di sekolah dasar tidak hanya menjadi sarana hiburan atau pelengkap, tetapi juga sebagai fondasi penting dalam pembentukan karakter dan apresiasi seni peserta didik menuju generasi yang kreatif, berbudaya, dan berdaya saing tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI