Mohon tunggu...
Sabilla Qurratu Aini
Sabilla Qurratu Aini Mohon Tunggu... mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Muhammadiyah Surakarta

mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Muhammadiyah Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berhias Di Hari Raya?! Anjuran Berhias pada Hari Raya Perspektif Agama!

7 Februari 2025   20:42 Diperbarui: 7 Februari 2025   21:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Raya Islam; Eid Fitri & Eid Adha

 

Hari Raya adalah momen istimewa bagi umat Islam, dirayakan dengan penuh sukacita dan rasa syukur di seluruh dunia. Salah satu sunnah yang dianjurkan pada Hari Raya adalah berhias. Selain memiliki nilai spiritual, Hari Raya juga kaya akan dimensi sosial dan budaya. Tradisi berhias sering dilakukan dengan mengenakan pakaian terbaik, merawat diri, atau mempercantik lingkungan rumah. Berhias tidak hanya memperindah suasana perayaan tetapi juga merupakan simbol penghormatan terhadap hari yang penuh kemuliaan. Dua hari raya umat islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua perayaan besar yang dirayakan dengan penuh kebahagiaan oleh umat Islam. Kedua hari istimewa ini memiliki makna mendalam, di mana Idul Fitri dirayakan setelah menjalani puasa Ramadan, sementara Idul Adha diperingati setelah pelaksanaan ibadah haji atau puasa Arafah. Selain sebagai ungkapan rasa syukur, Hari Raya menjadi kesempatan untuk mempererat silaturahmi. Pada momen ini, umat Islam dianjurkan untuk menunjukkan rasa syukur dan kebahagiaan sesuai ajaran agama, salah satunya dengan tradisi berhias.

Tradisi berhias dilakukan dengan mengenakan pakaian terbaik dan menjaga kebersihan diri. Kebiasaan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap Hari Raya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai spiritual, sosial, dan estetika. Seorang muslim disarankan mempersiapkan diri dengan berpakaian rapi dan wangi untuk mengunjungi keluarga dan sahabat, sebagai wujud kebahagiaan menyambut hari suci ini. Tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari ekspresi suka cita dan penghormatan terhadap datangnya Hari Raya.Bagian Bawah Formulir Berhias saat Hari Raya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW memberikan teladan dengan mengenakan pakaian terbaik pada hari-hari raya. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa Islam menghargai keindahan dan mendorong umatnya untuk menjaga penampilan, terutama pada hari istimewa seperti Hari Raya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid..." (QS. Al-A'raf: 31). Ayat ini menegaskan pentingnya mengenakan pakaian yang rapi dan bersih ketika beribadah, termasuk pada saat Hari Raya. Hal ini menunjukkan bahwa memperindah diri pada waktu-waktu tertentu adalah bagian dari sunnah yang dianjurkan. Selain itu, berhias pada Hari Raya juga memiliki aspek sosial, yakni menunjukkan rasa hormat kepada keluarga, tetangga, dan tamu. Rasulullah SAW mengajarkan kaum Muslim untuk berhias pada hari raya dan menunjukkan kegembiraan mereka. Salah satu ungkapan ini disebut tajammul atau berpenampilan terbaik. Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Umar RA, Umar RA berkata, "Wahai Rasulullah, aku membeli jubah ini agar engkau bisa berhias mengenakannya saat hari raya dan saat menyambut tamu." Namun, Rasulullah SAW mengatakan, "Ini adalah pakaian orang kafir (yang tidak memiliki bagian di akhirat)." (HR. Bukhari, no. 948; Muslim, no. 2068).

Dalam agama Islam, mengenakan pakaian berhias pada Hari Raya dianjurkan sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas berbagai nikmat yang Dia berikan kepada manusia. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan bahwa sangat penting untuk tampil rapi dan bersih pada hari-hari penting. Dia berkata, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." (HR. Muslim). Pada Hari Raya, umat Islam disunnahkan untuk mengenakan pakaian terbaik, membersihkan diri, memakai minyak wangi, dan bersiwak. Pakaian yang dikenakan tidak harus baru, tetapi yang terbaik yang dimiliki, sebagai bentuk penghormatan terhadap hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa Ramadan atau merayakan Idul Adha setelah ibadah haji atau puasa Arafah. "Aku mendengar para ulama menyunnahkan memakai minyak wangi dan berhias pada setiap Hari Raya," kata Imam Malik RA (Al-Mughni, III/257). Di sisi lain, Ibnul Qayyim RA mengatakan, "Rasulullah SAW biasa mengenakan pakaian terbaiknya saat keluar pada dua Hari Raya. Beliau memiliki hullah (pakaian khusus) yang dikenakan untuk dua Hari Raya dan hari Jumat. Kadang-kadang beliau memakai dua baju burd berwarna hijau atau pakaian burd berwarna merah. Pada hari istimewa ini, umat Islam berkumpul untuk merayakan, sehingga dianjurkan bagi setiap Muslim untuk tampil sebaik mungkin. Penampilan yang rapi dan indah menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan, karena Allah SWT menyukai ketika bekas nikmat-Nya tampak pada hamba-Nya.Bagian Bawah Formulir

Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Bukhari (948) dan Muslim (2068) dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhuma, ia berkata, "Umar pernah mengambil jubah dari sutra tebal yang dijual di pasar dan berkata, "Wahai Rasulullah, belilah ini, gunakanlah untuk berhias pada hari raya dan saat menerima tamu utusan."



"Sesungguhnya ini adalah pakaian bagi orang yang tidak mendapatkan bagian (di akhirat)." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarang seseorang untuk mengenakan pakaian berhias saat merayakan hari raya. Namun, beliau menjelaskan bahwa memakai jubah tertentu yang terbuat dari sutra tidak boleh dilakukan. "Dengan ini diketahui bahwa berhias pada hari raya adalah tradisi yang sudah dikenal di kalangan mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menentangnya, sehingga dapat dipahami bahwa hal tersebut mendapat persetujuan beliau," kata As-Sindi dalam Hasyiyah Sunan an-Nasa'i, 3/181. (bunyi hadits secara keseluruhan)


"Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib, dari az-Zuhri, ia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Salim bin 'Abdillah, bahwa 'Abdullah bin 'Umar berkata: "Umar pernah membawa pakaian jubah yang terbuat dari sutra yang ia beli di pasar. Kemudian jubah tersebut ia tunjukkan kepada Rasulullah seraya ia utarakan, 'Wahai Rasulullah, belilah jubah ini agar engkau berpenampilan bagus saat melaksanakan salat Id dan saat menyambut para delegasi.' Lantas Rasulullah bersabda kepadanya, 'Ini adalah pakaian orang yang tak memiliki bagian (di akhirat).' Setelah sekian lama peristiwa itu terjadi pada Umar, Rasulullah mengirimkan kepadanya sebuah jubah yang terbuat dari sutra. Lantas Umar pun bergegas menemui Rasulullah dengan membawa jubah tersebut seraya mengutarakan, 'Wahai Rasulullah, bukankah engkau telah menyabdakan bahwa pakaian ini adalah pakaian orang yang tak memiliki bagian (di akhirat)?! Lantas, mengapa engkau mengirimkannya untukku?' Maka Rasulullah pun memberikan jawaban kepada Umar dengan sabdanya, 'Juallah jubah tersebut guna memenuhi kebutuhanmu yang lain." (H.R Bukhori dan muslim.)

Jadi kesimpulannya adalah

  1. Berhias adalah sunnah yang dianjurkan, tetapi harus tetap dalam koridor kesederhanaan.
  2. Larangan penggunaan sutra bagi laki-laki mengajarkan bahwa umat Islam harus lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia.
  3. Rasulullah memberikan contoh tentang cara membedakan antara kebutuhan dan kemewahan

Barakallahfiikum

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun