Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inovasi diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Maksud pengertian inovasi pendidikan disini adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Maksud kata "baru" dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang belum dipahami, diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin bukan merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sementara itu, maksud kata "kualitatif" adalah inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata penambahan atau penjumlahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya.
Inovasi pendidikan merupakan perubahan pendidikan yang didasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana, berpola dalam pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan, sesuai dengan kebutuhan yang dihadapi dan tuntutan zamannya. Dalam inovasi pendidikan, gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan oleh cara-cara tradisional yang bersifat komersial.
Disamping sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan dan tuntutan zaman, inovasi pendidikan juga merupakan usaha aktif untuk mempersiapkan diri menghadapi masa datang yang lebih memberikan harapan sesuai dengan cita-cita yang diinginkan.
Berikut ini akan dikemukakan lebih jauh tentang beberapa faktor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan.
1. Visi terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa:
a. Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral identity);
b. Kemampuan dan kebebasan untuk mengembangkan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity);
c. Kemampuan untuk berhubungan dan kerjasama dengan orang lain (social identity);
d. Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences).
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orangtua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabdikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat, dan kepentingan negara.
Pandangan hidup bangsa menjadi norma pendidikan nasional keseluruhan. Seperti diketahui bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, tujuan pembangunan bangsa mengalami pergeseran dan peningkatan serta perubahan sesuai dengan waktu, keadaan, dan kondisinya. Dengan demikian, pandangan dan harapan orangtua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Perbedan pandangan ini erat hubungannya kalau tidak justru harus disebut berdasar atas falsafah mengenai manusia dan kemanusiaan ada zamannya masing-masing.
2. Faktor Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang cepat merupakan faktor yang sangat menentukan dan berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan pendidikan sehingga menuntut adanya pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan. Akibat dari perkembangan penduduk yang sangat cepat sulit dibayangkan, misalnya bagaimana penyediaan gedung sekolah. Begitu pula hal-hal yang terkait dengan itu, seperti tenaga kerja, buku-buku, dan fasilitas-fasilitas lainpun turut mendapat perhatian.
Adanya pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan sebagaimana dikemukakan dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Adapun masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah:
a. Kekurangan Kesempatan Belajar
Masalah ini merupakan masalah yang mendapat prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap. Caranya adalah dengan menciptakan sistem pendidikan yang dapat menampung sebanyak mungkin anak-anak usia sekolah.
b. Masalah Kualitas Pendidikan
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan akan mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan. Oleh sebab itu, dalam mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha meningkatkan kemampuan guru lewat training-training, menambah fasilitas, menambah dana pendidikan, mencari sistem mengajar yang tepat guna, dan sistem evaluasi yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap.
c. Masalah Relevansi
Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan out put pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, terutama dalam hubungannya dengan kesiapan kerja. Hal tersebut lebih jelas dengan digulirkannya konsep link and match, yang salah satu tujuannya adalah mengatasi persoalan relevansi tersebut.
d. Masalah Efisiensi dan Efektivitas
Pendidikan diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat ini tidak harus diikuti dengan penambahan kurikulum sekolah diluar kemampuan meskipun kondisi anak didik perlu diperhatikan. Anak didikpun tidak mungkin mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan.
Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan memasukkan penemuan dan teori ke dalam kurikulum sekolah. Meskipun hal ini menyebabkan adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah yang baru.
4. Tuntutan Adanya Proses Pendidikan Yang Relevan
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja. Berkenaan dengan hal tersebut, pendidikan dapat diperoleh dari sekolah maupun dari luar sekolah. Cukup banyak pendidikan yang sangat berarti justru tidak dapat diperoleh di sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan keterampilan, seperti pengembangan karier, profesi tertentu, dan sebagainya.
Permasalahan pendidikan yang kini dihadapi sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan.
Dalam kaitan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang cukup berperan mempengaruhi inovasi pendidikan yakni visi terhadap pendidikan, faktor pertambahan penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan.
Sumber:
1. Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. edisi revisi. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2. http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-inovasi.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI