Mohon tunggu...
Ibnu Firmansyah
Ibnu Firmansyah Mohon Tunggu... -

Senang dengan ilmu psikologi. Selalu tertarik dengan lingkungan sekitar serta selalu penasaran dengan sesuatu yang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Surat Suara, Lansia Enggan Memilih

9 April 2014   22:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_319351" align="aligncenter" width="300" caption="foto pinkflower9978.blogspot.com"][/caption]

Pemilihan umum digelar serentak di Indonesia, walaupun ada sebagian wilayah Indonesia yang belum dapat melaksanakannya. Warga menyambutnya dengan berbondong-bondong mendatangi TPS yang ada disekitar tempat tinggal masing-masing, sesuai dengan surat panggilannya.

Seperti halnya di TPS 9 Desa Cipajang, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Seluruh warga bersiap-siap menyabut sejak pagi tadi, satu demi satu warga mulai mendatangi TPS. Mayoritas DPT yang tercantum di wilayah ini golongan pemilih tua, termasuk lansia. Lansia yang datang ada yang datang sendiri dan ada pula yang didampingi oleh saudaranya.

Mengikuti peraturan yang berlaku, lansia turut pula mengantri menunggu giliran panggilan. Setelah mendapatkan panggilan mereka memasuki bilik suara yang telah disediakan, setelah membuka kartu suara ternyata mereka bingung. Selain bentuk surat suara yang lebar, cara melipatnya pun sulit. Tidak hanya itu, mereka kebanyakan mengenal calon pemimpin yang akan mereka pilih hanya lewat foto, namun dalam surat suara tidak ada foto yang tercantum, hanya nama partai dan nama caleg saja.

Suharti (78), mengatakan bahwa "saya bingung foto yang mau saya pilih ko ga ada, melipatnya juga ko susah, harusnya ada tempat pemilihan khusus untuk orang tua, sehingga tidak terburu-buru, tidak ikut mengantri dan harusnya ada TPS khusus yang panitianya bisa membantu orangtua seperti saya ini". Salah seorang lansia lainya, Durmi (81) mengatakan "harusnya kami yang udah tua memilih dirumah saja, panitia TPS saja yang datang kerumah, surat suaranya seperti itu, melihatnya saja sudah bingung, belum lagi saya harus membuka satu persatu, lalu melipatnya kembali, lain kali saya mending diiam di rumah saja, biarkan saja yang muda-muda yang memilih" Kejadian seperti ini mungkin tidak hanya terjadi di TPS ini saja, kemungkinan besar di TPS lain pun akan mengalami hal yang sama.

Di Indonesia tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah lansia yang terdaftar dalam DPT sangat banyak, tidak hanya pemilih pemula saja yang kini mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, pemilih lansia juga seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih supaya tidak terjadi kesulitan dalam menentukan pilihannya. Memberikan suara merupakan hak seluruh warga Indonesia yang telah memenuhi syarat, namun seharusnya akan lebih baik jika TPS yang didirikan sesuai dengan golongan umur. Misalnya TPS khusus pemula, TPS khusus Dewasa dan TPS khusus lansia. Tentunya ini akan sangat membantu dalam proses pemilihan.

Peraturan yang sudah dibuat mungkin sudah bagus, hanya saja perlu diperbaiki untuk ke depannya. Coba saja pikirkan hanya karena melihat kartu suara saja lansia enggan memilih. Lansia punya hak penuh seperti pemilih lainnya. Hak suara mereka juga membantu menentukan nasib Indonesia di masa yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun