Mohon tunggu...
Eka Desriyanti sabelau
Eka Desriyanti sabelau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Opini | Kehidupan Mahasiswa Rantau yang Tinggal di Kos-kosan

18 Januari 2022   18:48 Diperbarui: 18 Januari 2022   19:02 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eka Desriyanti Sabelau,  Universitas Kristen Indonesia/Dokumentasi pribadi

Demi menempuh pendidikan tinggi tentunya seseorang akan mengambil keputusan untuk merantau khususnya yang dari daerah atau tempatnya jauh dari kota tempat belajar dan mencari ilmu, sehingga harus meninggalkan sanak keluarganya dikampung halaman. Dalam hal ini tentunya untuk menjadi mahasiswa/I yang menempuh pendidikan harus  siap dalam segala tantangan, mental, masalah, dan hal lainnya yang akan menjadi tanggungjawab kedepannya.

Menjadi seorang mahasiswa/I yang menimba ilmu diperantauan memang banyak kisah -- kisah dan pengalaman -- pengalaman hidup yang menarik, Terutama mahasiswa rantau yang tinggal dikot-kosan. Dimana suka duka pasti banyak dirasakan baik itu mengalami kendala  sakit, kekurangan kebutuhan hidup lainya. Tapi walaupun begitu, seorang mahasiswa harus tetap produktif dan tetap semangat.

Uniknya ngekos dalam satu kos an ada banyak yang asalnya berbeda-beda,senasib sepenanggungan sehingga bisa berbaur, saling sharing pengalaman, dan bisa saling bantu satu sama yang lain. Sebagai sesama perantau harus bisa saling toleransi, saling menghargai budaya -- budaya yang berbeda contoh daerah dari Jawa, Batak, Nias, Padang, Mentawai,dan Papua. Ngekos termasuk cara dimana situasi memaksa seorang mahasiswa/I mengatasi berbagai hal dengan sendiri mulai dari bangun tidur, makan, dan disiplin saat belajar tanpa bantuan orangtua lagi.

Salah satu mahasiswa yang berinisial N.I (23) dan Endang yang sama -- sama kuliah di UKI bercerita bagaimana kehidupan mereka selama menempuh pendidikan dan ngekos tanah rantau. (N.I) mengatakan bahwa pada awal- awal datang kesini dengan mulai hidup mandiri dan ngekost dia masih belum terbiasa dengan lingkungan sekitar. Tapi seiringnya waktu bisa melakukan semuanya itu dengan sendiri dan ia juga mengatakan bahwa "kita disini tidak hanya sekedar menempuh pendidikan tapi kita juga harus bisa menyeseuaikan diri, beradaptasi dengan lingkungan baru, kita harus bisa bersosialisasi satu dengan yang lain, dan berbaur sehingga kita dapat teman banyak dan dikenal orang secara baik".

Sedangkan, Endang juga yang merupakan mahasiswi UKI yang berasal dari daerah Nias mengatakan tidak jauh beda dengan yang dikatakan oleh N.I, dan kita harus bisa menghemat khususnya anak kost an. Terkadang untuk bisa menghemat dan bisa mengatur keuangan dia harus membeli sembako lengkap  seperti ; beras, gula, mie telor,sabun dan kepentingan lainnya. Gunanya adalah untuk antisipasi ketika ada kendala dana dan kirimanan uang dari orangtua ataupun keluarga. Hal ini pun bisa dijadikan contoh bagi mahasiswa dan perantau lainnya yang tinggal dikost -- kosan.

Namun, disisi lain serunya ngekos ada juga dukanya , ketika disaat sendiri dikamar tiba -- tiba kepikiran Rumah dan diam -  diam menangis sendiri. Selain itu terkadang ada juga teman/tetangga kamar yang jorok dan berisik disaat jam- jam tidur sehinngga sangat mengganggu waktu tidur yang lain. ini juga salah satu yang menyebabkan hubungan kita dengan sesama teman kita tidak bagus dan menjadi renggang. maka dari ini kita harus bisa saling menghargai sesama. kia haarus bisa membedakan pergaulan yang baik dan negatif, adakalanya bisa mengambil sisi positif lingkungan kosan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun