Namun sanksi ekonomi, betapapun luasnya dan kerasnya, selalu memiliki kelemahan permanen: bisa disiasati melalui deal-deal di bawah meja antar para pihak, atau penyelundupan dan berbagai tipu daya untuk mensiasatinya.
Sebagai perbandingan, Iran bertahun-tahun diembargo. Dan ekonomi Iran tidak juga lumpuh secara total. Dengan kata lain, jika Iran mampu bertahan, maka asumsi rasionalnya, Rusia akan lebih mampu menyiasati berbagai sanksi ekonomi.
Alternatif LNG
Salah satu alternatif untuk gas Rusia adalah pasokan LNG (Liquid Natural Gas). Persoalannya, secara global produsen LNG didominasi oleh tiga negara (Amerika Serikat, Qatar dan Australia), yang terletak relatif jauh dari Benua Eropa. Dan itu berarti akan terkendala oleh mekanisme dan biaya transportasi (kapal tanker).
Persoalan lainnya, mekanisme impor LNG harus diubah menjadi cairan untuk diangkut (melalui kapal), lalu diubah kembali menjadi gas (re-gassed) di terminal tujuan, yang umumnya di dekat pantai di negara tujuan, agar bisa digunakan untuk pemanas dan energi rumah. Diperlukan waktu dan investasi besar untuk membangun terminal-terminal pengolahan LNG (regasification) di negara tujuan.
Sebagai gambaran, pada 2022, terminal pengolahan LNG di Eropa hanya beroperasi dengan kapasitas 45 persen. Dengan catatan, Jerman tidak memiliki terminal. Sementara Spanyol memiliki terminal yang hanya memenuhi seperempat kebutuhan gas Eropa.
Menyikapi soal mekanisme dan biaya suplai LNG ke Eropa, pada 22 Februari 2022, Menteri Energi Qatar memberikan gambaran realnya dengan mengatakan, hampir mustahil (almost impossible) untuk mempercepat suplai LNG ke Eropa untuk menggantikan suplai gas dari Rusia.
Test the water di Polandia dan Bulgaria
Kebijakan Putin menghentikan suplai gas ke Polanda dan Bulgaria adalah semacam test the water, yang mengirim sejumlah sinyal dan pesan sebagai berikut:
Pertama, Putin bersedia menggunakan berbagai alternatif, yang paling ekstrem sekalipun, untuk mensukseskan agenda militernya di Ukraina dan melawan sanksi-sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Barat cq Amerika Serikat.
Kedua, kebijakan Putin yang mewajibkan pembeli membuka rekening dolar/euro dan Rubel di Gasprombank merupakan kebijakan yang juga bertujuan menjaga nilai tukar Rubel.