Baginya, bulan tak pernah utuh lingkaran purnamanya. Seperti kehidupan, selamanya sabit, melengkung tak sempurna.
Sinar bulan sabitnya pun sering redup, terhalang kabut dan awan, yang kadang menjelma jadi butiran cairan hujan yang membasahi bumi.
Buminya setapak demi setapak juga tak pernah terhampar dengan sempurna. Selalu ada lekukan, lobang dan gundukan yang acap tak terduga.
Baginya, hidup dan kehidupan akan mengalir sesuai ritmenya, dan seperti lazimnya, tanpa peduli dengan keinginan pelakonnya.
SA | Den Haag, 26 Mei 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!